Memanasnya hubungan KPK dan Polri pertama kali terjadi pada tahun 2009. Saat itu dua komisioner KPK yang memegang sektor penindakan Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah ditetapkan sebagai tersangka penerimaan suap terkait penanganan perkara oleh Bareskrim Polri.
KPK sempat goyang karena Bibit-Chandra ditahan Polri. Apalagi sebelumnya, Antasari Azhar sudah lebih dulu tersangkut kasus pembunuhan. Pimpinan KPK tinggal M Jasin dan Haryono Umar. Jaksa Agung Basrief Arief lantas turun tangan dan mengeluarkan deponeering untuk Bibit-Chandra. Satu kursi pimpinan KPK yang lowong lantas diisi Busyro Muqoddas, melalui proses seleksi yang terpisah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketegangan kembali berlanjut tiga tahun kemudian. Yang jadi sasaran kembali pimpinan KPK dan kali ini adalah Bambang Widjojanto. Pria yang akrab disapa BW ini ditangkap dalam kondisi diborgol untuk diperiksa sebagai tersangka terkait kasus perintah pemberian keterangan palsu di MK pada 2010. Saat itu Bambang adalah kuasa hukum salah satu kandidat dalam Pilkada di Kotawaringin Barat.
Bambang ditangkap pada Jumat (23/1/2015) pagi di pinggir jalan di kawasan Depok, Jawa Barat.
Sebelumnya, KPK telah menetapkan calon Kapolri Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka dalam kasus rekening tak wajar pada tanggal 13 Januari 2015, yang berimbas pelantikan Komjen Budi ditunda oleh Presiden Jokowi.
Β "Ini seperti siklus tiga tahunan. 2009 ada cicak vs buaya, 2012 ada penyerbuan, sekarang 2015 ini seperti tsunami atau apa. Ini saya melihat seperti ada siklus tiga tahun. Kita tidak tahu tahun 2018 apa yang terjadi," ujar Deputi Pencegahan KPK Johan Budi dalam konferensi pers bersama para tokoh di kantornya, Jumat (23/1) kemarin.
(fjp/nwk)