"Ada laporan, untuk mengurangi bau jenazah saat melakukan evakuasi dipakai kopi, kapur barus," kata Ketua tim DVI Polda Jatim Kombespol Budiyono kepada wartawan, Kamis (22/1/2015).
Perlakuan seperti itu, kata Budiyono, sangat tidak tepat dan menyulitkan tim DVI. Kopi ataupun kapur barus yang ditebarkan pada tubuh jenazah bisa merusak jenazah sendiri. "Pas kita periksa kulitnya, copot semua kulitnya," ujar Budiyono.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi hal itu terus kami komunikasikan sehingga kalau ketemu jenazah-jenazah lagi, hal itu tidak akan terjadi lagi," lanjut Budiyono.
Pria yang juga menjabat sebagai Kabid Dokkes Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim ini menambahkan, tim DVi sendiri tidak bisa berbuat apa-apa saat dilakukan evakuasi jenazah. Praktis tim DVI hanya bisa menunggu di Pangakalan Bun karena evakuasi dilakukan oleh unsur lain.
"Kami ada tim DVI fase I yang mencari dan mengumpulkan jenazah dan bagian-bagian tubuh. Tapi tim itu hanya menunggu di Pangkalan Bun dan tak melakukan evakuasi langsung," terang Budiyono.
Budiyono sendiri memahami tindakan tim evakuasi yang dalam melakukan evakuasi melakukan pemisahan properti. Hal itu dilakukan untuk mengamankan properti agar jangan sampai hilang.
"Sebenarnya maksudnya baik. Tetapi bagi kami, itu sama saja dengan menghilangkan informasi. Tapi secara berlanjut, komunikasi kami dengan yang ada di lapangan terus terbangun sehingga hal-hal seperti itu tidak terjadi lagi," tandas Budiyono.
(iwd/try)