Pertemuan PDIP-Samad, Sadap Menyadap dan Anggukan Jokowi

Pertemuan PDIP-Samad, Sadap Menyadap dan Anggukan Jokowi

Dhani Irawan - detikNews
Kamis, 22 Jan 2015 14:41 WIB
Jakarta - Pelaksana Tugas Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membeberkan pertemuan politik dengan Ketua KPK Abraham Samad. Dia bicara soal isu sadap menyadap, hingga laporan kepada presiden Joko Widodo.

Hasto menggelar jumpa pers di rumah Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (22/1/2015). Dia bicara seorang diri. Di tengah jumpa pers, dia sempat memakai masker dan topi, untuk menunjukkan cara Samad berpakaian ketika sedang menggelar pertemuan dengan PDIP.

Sedikitnya ada enam pertemuan yang disebut Hasto. Yang paling terakhir adalah malam ketika proses pemilihan cawapres selesai diputuskan, tepatnya 19 Mei 2014. Kala itu, PDIP dan koalisi memilih Jusuf Kalla.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian pada malam hari jam 12 malam saya ditugaskan pak jokowi untuk bertemu dengan Abraham Samad. Dalam pertemuan itu kami jelaskan, dan pada akhirnya setelah melalui proses yang panjang dan melihat realitas politiknya bapak Jokowi memutuskan JK menjadi cawapres. Itu apa adanya, tidak ada tendensi dari orang per orang," terang Hasto.

Saat bertemu Samad, Hasto menceritakan keputusan itu. Reaksi Samad ternyata mengejutkan orang dekat Mega ini. Kala itu, Hasto menirukan ucapan Samad:

"Ya, saya tahu. Karena saya sudah melakukan penyadapan. Bahwa saya tahu yang menyebabkan kegagalan saya ini adalah bapak Budi Gunawan," ucap Hasto.

Hasto mengklaim punya saksi dan foto. Setelah mendengar itu, Hasto kemudian seolah-olah berempati pada Samad.

"Bahkan kemudian saya tanyakan bagaimana aspirasi ke depan ketika nanti Pak Jokowi-JK dipercaya rakyat menjadi presiden dan wakil presiden. Dan pada saat itu juga pak Abraham menyampaikan jawaban kepada saya," terangnya.

Hasto tidak menyebutkan secara detail jam, lokasi tepat pertemuan dan siapa saja yang hadir. Dia mengaku akan menjelaskannya bila diminta komite etik KPK. Namun yang pasti, setelah bertemu Samad, dia lapor ke Jokowi.

"Karena waktu itu saya ditugaskan, kemudian saya laporkan ke Pak Jokowi. Pak Jokowi saat itu manggut-manggut dan bilang "oh iya ngerti"," tambahnya.




(mad/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads