Ical diterima Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan yang juga mantan Wantim Golkar di Bina Graha, komplek Istana Kepresidenan. Usai pertemuan Luhut tak memungkiri ada pembicaraan tentang nasib islah Golkar yang tak juga menemui titik temu.
"Kalau bicara soal Golkar, kita bicara sebagai teman. Ya pada dasarnya Pak Ical pengen islah," ujar Luhut kepada wartawan usai pertemuan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertemuan itu Ical juga sempat menyampaikan usulan seputar pembahasan APBN-P 2015. Namun mungkin saja itu hanya pembicaraan sampingan dan ada kepentingan lain yang dibawa Ketum Golkar yang tengah menghadapi prahara perpecahan itu.
Usai pertemuan Ical pun mulai lembut ke pemerintah. Kini Ical tak lagi bicara soal kedigdayaan KMP, sebaliknya, Ical berbicara manis soal posisi Golkar yang akan mendukung pemerintahan jika kebijakannya pro rakyat.
"Golkar tetap sebagai penyeimbang. Bukan berarti penyeimbang harus oposisi. Memberikan masukan seperti ini suatu tugas yang harus dilakukan warga negara. Kalau baik kita dukung, kalau menurut kami kurang baik kita bicarakan," katanya.
Lalu adakah deal terselubung dalam pertemuan tersebut? Bukan tidak mungkin Ical sedang meminta bantuan pemerintah untuk penyelesaian konflik Golkar, atau membuat deal agar pemerintah dalam hal ini Wapres JK yang cenderung ke kubu Agung Laksono agar membuka jalan bagi penyelesaian konlfik Golkar melalui islah yang adil dan tidak berat sebelah.
Sampai kini islah Golkar masih menemui jalan buntu. Sebelum Ical ke Istana, Waketum hasil Munas Bali Setya Novanto sudah terlebih dahulu menemui Luhut yang juga senior Golkar itu. Ketua Wantim Golkar Akbar Tandjung bahkan sudah bertemu langsung dengan Presiden Jokowi, sama seperti Ketum hasil Munas Jakarta Agung Laksono.
Lalu siapa bakal 'didukung' Istana?
(van/try)