"Ada pula pengamat yang mengatakan kemelut di tubuh Polri ini tidak terlepas dari perseteruan antara Ibu Megawati dengan SBY. Jenderal Polisi Sutarman dipersepsikan sebagai orangnya SBY, dan Komjen Polisi Budi Gunawan sebagai orangnya Ibu Megawati," kata SBY lewat Facebook, Senin (19/1/2015) kemarin.
Mengonfirmasi tak ada kedekatan dengan Jenderal Sutarman yang dicopot dari kursi Kapolri oleh Presiden Jokowi, SBY justru menegaskan secara tersirat kedekatan Komjen Budi Gunawan yang jadi kandidat Kapolri. Meski kini pelantikan Komjen Budi ditunda lantaran adanya penetapan tersangka oleh KPK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SBY kemudian menutup uneg-uneg panjang tentang polemik di tubuh Polri tersebut dengan harapan besar. Harapan SBY agar Polri tetap kompak dan fokus pada tugas yang diembannya.
"Marilah sungguh kita dengarkan harapan saudara-saudara kita rakyat Indonesia. Mereka berharap Polrinya tetap kompak, dan bisa mengabdi penuh untuk negara dan mereka semua. Melindungi masyarakat, memerangi penjahat. Mereka sedih jika Polrinya pecah dan terkoyak," kata SBY.
"Sementara itu rakyat juga berharap agar para politisi dan siapapun tidak melakukan sesuatu yang membuat Polri kita menjadi tidak kompak dan tidak utuh. Kita berharap semua pihak menjadi bagian dari solusi. Mari kita bantu Presiden Jokowi dan “Pelaksana Tugas” Kapolri untuk mengemban tugas yang penting ini," ajak SBY menyudahi paparannya.
Namun pernyataan SBY itu justru kembali memunculkan pertanyaan klasik, apakah perseteruan Mega-SBY benar-benar sudah tuntas seperti yang ditegaskan Ketum PD, ataukah masih tersimpan bak bara di dalam sekam?
(van/nrl)