“Berbahaya sekali,” kata Aleksius, saat ditanya tentang dampak langkah Presiden Jokowi mengeksekusi mati 6 pengedar narkotika, usai diskusi kebijakan luar negeri Indonesia dalam 10 tahun masa pemerintahan SBY, di kantor CSIS, Jalan Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Senin (19/1/2015).
“Karena itu seperti dikatakan Pak Philip (Philip Vermonte-peneliti senior CSIS), kan kita juga akan minta pengampunan dari negara lain, jadi nya akan sulit kan. Artinya apa, you tidak bisa melindungi warga anda sendiri hanya karena anda begitu banyak melakukan eksekusi mati di dalam negeri sendiri,” kata dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya pikir ini terlalu dipengaruhi bahwa pemerintahan sekarang harus tegas, harus nasionalis. Kita jangan respon terhadap hal gitu untuk satu keputusan yang jangka panjang, apalagi menyangkut nyawa manusia,” ujarnya.
“Nanti akan menghadapi masalah besar, karena ini masih banyak yang antri hukuman mati, apakah dia akan dor semua yang 64 itu (total terpidana mati), atau nanti akan ada pertimbangan baru? Itu jadi dilema juga. Jika ada pertimbangan baru, dia dibilang diskriminasi, dan jadi poin yang merusak kredibilitas dia. Ini bukan urusan yang gampang, perlu kehati-hatian untuk eksekusi mati. Sekarang negara-negara mempertanyakan konsep kita tentang sila kemanusiaan yang adil dan beradab,” jelasnya panjang lebar.
(ros/kha)