"Ada dugaan sertifikat asli kita dihilangin. Itu berdasarkan temuan. Ada beberapa aset yang kita curiga itu tuh menjadi milik katakanlah mantan pejabat kita," ujar Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (19/1/2015).
Tidak ingin kian larut dalam tanda tanya besar, Ahok pun berencana akan segera melayangkan surat ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) meminta kejelasan. "Kok bisa hilang? Kok bisa dia dapat sertifikat? Kita lagi mau kirim surat kepada BPN, tanyain bagaimana dia bisa dapat sertifikat kan lucu orang menggugat tanah Pemda, yang menggugat ini nggak ada surat juga," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana diketahui, gugatan lahan di Taman BMW itu dimenangkan oleh PT Buana Permata Hijau. Dirasa tidak masuk akal dengan bukti kepemilikan yang begitu minim, Ahok pun meminta jajarannya untuk dapat 'membereskan' masalah tersebut sampai tuntas ke akar-akarnya.
"Makanya kita mau nyuruh Pak Heru (Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Heru Budi Hartono) bersihin. Terus berkas-berkas juga sudah ditaro ke badan arsip. Habis itu bikin sistem yang benar," tegasnya.
"Makanya Buana ini siapa kamu gugat? Dia minta tanah dia tapi nggak bisa buktiin. Dia gugat prosedur konsinyasi yang salah. Emang tanah lo? Ini nggak ngerti sudah lah. Saya bilang dari dulu capek lah," sambung Ahok.
Dia juga dengan tegas menolak bila sampai ada upaya negosiasi yang akan dilakukan oleh pihak PT Buana Permata Hijau. Menurutnya, negosiasi itu hanya akan berujung pada pemerasan terhadap Pemprov DKI. "Buat apa negosiasi. Negosiasi dapat duit namanya. Itu premanisme dong kalau negosiasi-negosiasi. Kalau mau gugat, gugat saja. Kita kalah, kita lepas. Tapi kalau kamu nggak bisa buktiin itu kriminal, saya kriminalin kamu. Negosiasi apaan gitu loh," ucapnya dengan nada kesal.
"Kalau mau gugat, gugat nggak usah negosiasi sama DKI. Kayak tanah wali kota kalah (Wali Kota Jakarta Barat), bayar Rp 40 miliar ya kita bayar pas kita kalah," sebutnya.
Dia menduga oknum di balik kasus sengketa lahan ini ada main dengan penegak hukum berupa bagi hasil apabila gugatannya menang. Meski baru sebatas dugaan, namun Ahok geram bukan main bila seperti itu kenyataannya di lapangan.
"Kamu kalau menangin saya, saya bayarnya itu misalnya oknum, kita nggak tahu bayar setengah. Dia seperti merampas harta DKI dong kalau dia menang, bagi setengah. Itu yang mengerikan kalau benar asumsi seperti ini terjadi. Ngerampok barang DKI," gerutunya.
"Itu oknum lama-lama. Sekarang di bawah mungkin masih ada. Mungkin. Kita mesti bersihin. SKPD gajinya saja masih dipalakin duit. Kalau jeruk makan jeruk apa duren makan jeruk, gua udah nggak tahu deh!" ucap pria tiga anak ini.
Ahok juga buka-bukaan soal masih banyaknya properti milik Pemprov DKI yang belum bersertifikat, salah satunya adalah kawasan Monas. Bagaimana kalau ada yang mencoba mengklaimnya?
"Lah iya. Monas saja tidak bersertifikat. Itu sudah mau diklaim sama Sekneg hehe," tutup mantan Bupati Belitung Timur itu.
Sekadar informasi, pembangunan Stadion BMW sudah dimulai sejak tahun lalu saat Presiden Jokowi masih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Kala itu Jokowi menargetkan, pembangunan stadion tersebut selesai pada pertengahan tahun 2015.
Stadion tersebut juga direncanakan untuk menjadi tempat wisata yang ramah lingkungan. Mengenai masih adanya sebagian warga yang enggan untuk direlokasi dari lahan tersebut, Jokowi mengatakan pihaknya melalui Walikota Jakarta Utara sudah melakukan pendekatan dan dialog dengan warga. Diharapkan warga mendukung penuh rencana Pemprov DKI ini untuk mewujudkan stadion yang dikatakan akan menjadi kandang bagi klub sepakbola Persija.
Untuk diketahui, biaya pembangunan stadion ini dianggarkan sebesar Rp 1,05 triliun secara multi years atau tahun jamak. Selain stadion, nantinya di lokasi tersebut juga akan dibuat dua lapangan sepakbola untuk latihan dan fasilitas olahraga air.
(aws/aan)