Pesan Pilot Abdul Rozaq bagi Para Pilot Muda dan Calon Pilot

Kisah Garuda GA421 di Bengawan Solo

Pesan Pilot Abdul Rozaq bagi Para Pilot Muda dan Calon Pilot

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikNews
Senin, 19 Jan 2015 15:15 WIB
Pilot Abdul Rozaq (kanan) berfoto bersama putra ketiganya, Trian (kiri) saat mendapat jadwal terbang bersama (Foto: pilot Abdul Rozaq)
Jakarta -

Pendaratan darurat Garuda Indonesia GA421 di Sungai Bengawan Solo, 16 Januari 2002 lalu, tentulah membuahkan banyak hikmah bagi kapten pilot Abdul Rozaq (58). Pilot senior ini pun menitipkan pesan bagi mereka, para pilot muda dan siapa saja yang ingin menjadi pilot.

"Semua teknologi, semua ilmu, sekarang ini ada di internet. Lebih gampang belajar, jauh lebih canggih anak-anak di zaman sekarang dibanding zaman saya dulu. Semua serba teknologi. Terlepas dari teknologi, anak-anak zaman sekarang makanannya kebanyakan kolesterol," tutur pilot Abdul Rozaq.

Ditemui detikcom di rumahnya di Komplek Garuda, Cipondoh, Tangerang, Jumat (16/1/2015) lalu, Rozaq menekankan pilot-pilot muda mesti menjaga
kesehatan dari makanan. Rozaq menyayangkan bahwa anak-anak muda yang masih berusia 20-30 tahun sudah terkena penyakit seperti asam urat dan
kolesterol.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harusnya diimbangi dengan olahraga. Tes kesehatan pilot sekarang ketat, lebih dari 230 saja kolesterolnya, sudah di-grounded. Tidak boleh terbang. Maintain kesehatan, harus bisa memilih dan memilah makanan. Orang sakit kan cuma 2 perkara, karena pikiran atau makanan. Pilih makanan yang tidak menimbulkan penyakit," pesan pria penyuka olahraga jalan kaki ini.

Di antara para pilot muda itu, salah satunya putra ketiganya sendiri yang mengikuti jejaknya menjadi pilot. Semula, Rozaq tak menyetujui pilihan anaknya menjadi pilot, lantaran profesi ini kerap meninggalkan keluarga.

"Anak ketiga, Trian, mengikuti jejak saya. Saya sempat tidak setuju sebenarnya, karena saya bilang tidak enaknya, pilot itu jarang di rumah, sering meninggalkan keluarga. Namun, dia tetap bersikukuh. Tapi saya tekankan, 'oke kamu harus serius ya'," tutur pria yang kerap menghabiskan waktunya berkumpul dengan keluarga bila sedang tidak terbang ini.

Berkarir di perusahaan yang sama, Garuda Indonesia, pilot Rozaq mengaku pernah terbang bersama putranya sendiri. Dia lantas menunjukkan dokumentasi saat terbang bersama putranya, di depan pesawat Garuda edisi khusus yang ditempeli logo lawasnya berwarna merah. Juga berfoto kala di kokpit



Pilot Abdul Rozaq (kiri) bersama putra ketiganya, Trian (kanan) saat mereka terbang bersama (Foto: pilot Abdul Rozaq)


"Sekali saya terbang bersama anak saya," tutur Rozaq.

Pilot Rozaq kini masih aktif menjadi pilot Garuda sejak tahun 1980, dan kini menerbangi rute-rute regional, juga internasional seperti ke Bangkok, Singapura dan Australia. Pria yang sudah berkarir di Garuda Indonesia 35 tahun itu, akan memasuki masa pensiun 2 tahun lagi.

Bersambung..

(nwk/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads