Informasi dari KJRI Jeddah, Senin (19/1/2015) menyebutkan bahwa mereka yang datang kali ini terdiri dari 418 WNIO dewasa (termasuk dua orang WNI yang sakit), 30 anak-anak, dan 34 bayi. Mengingat keadaan sebagian mereka yang tidak sepenuhnya fit, maka dalam prosesi pulang kampung kali ini disertai seorang dokter, dua personil Polri, satu orang staf KJRI, serta satu perawat dari Jeddah.
Sejak berakhirnya program Amnesti oleh Pemerintah Arab Saudi pada akhir tahun 2013, proses deportasi WNI overstayers terus dilakukan oleh Otoritas Imigrasi Arab Saudi secara berkelanjutan. Tahun 2014 saja terdapat sebanyak 20.379 WNIO yang telah dideportasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia berinisiatif menyediakan satu pesawat charter khusus Garuda Indonesia guna mengangkut para WNIO.
Penyediaan pesawat tersebut dimaksudkan untuk menghindari terjadinya penumpukan di tahanan imigrasi Arab Saudi dan mempercepat kepulangan WNIO dari kelompok rentan seperti anak-anak, bayi, manula dan yang sakit. Selain itu, percepatan pemulangan juga
dimaksudkan agar para WNIO dapat pulang sebelum habis masa berlaku exit permit-nya.
"Ini bukan proses memanjakan mereka, tapi bagian dari perlindungan yang diberikan negara kepada rakyatnya yang mengalami kesulitan. Pemulangan juga kita lakukan secara selektif dengan memprioritaskan kelompok rentan. Tentu, saya berharap mereka tidak akan kembali apalagi mengulangi kesalahan yang sama," ujar Menlu Retno LP Marsudi.
Disebutkan bahwa pemulangan WNIO merupakan tindaklanjut arahan Presiden RI pada Rapat Kabinet tanggal 17 Desember 2014. Dari identifikasi awal yang dilakukan, terdapat dua negara yang menjadi fokus utama dalam melaksanakan arahan Presiden tersebut, yaitu
Malaysia dan Arab Saudi. Hal ini didasarkan atas kerentanan keberadaan WNIO yang tidak memiliki izin tinggal yang sah di kedua negara tersebut.
Sebagai bentuk awal atas arahan Presiden, pada tanggal 23-24 Desember 2014 telah dilakukan pemulangan 706 WNIO Pendatang Asing Tanpa Izin (PATI) dari Malaysia dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI-AU.
(ndr/mad)