"Beliau adik kelas saya di SD, tetangga kampung beda RT. Kami tinggal di kawasan yang memang bisa dibilang 'Daerah Setan', Pangeran Jayakarta, Mangga Besar. Tempat itu dekat dengan segala tempat maksiat, hanya selemparan batu ke lokasi hitam 'Kota Intan', di Pangeran Jayakarta," kata Hadi mengawali cerita dalam surat elektronik yang diterima detikcom, Minggu (18/1/2015).
Masa-masa kecil mereka juga diwarnai tawa dari Lukman dan Awang. Hingga prolog mimpi buruk itu dimulai ketika menginjak usia remaja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perilaku devian itu mereka lakukan bersama-sama hingga lulus STM dan Hadi pun berpindah dari Mangga Besar. Domisili Hadi yang ikut dengan kakaknya memang cukup jauh dari Mangga Besar, tapi setidaknya dalam satu bulan sekali pasti ada agenda untuk kumpul bersama.
Lama kelamaan semua menyadari kalau narkoba adalah barang berbahaya. Semua berhenti jadi pecandu, kecuali Firdaus.
"Satu ketika ada kesempatan untuk bertemu dengan dia, dari hati ke hati. Setelah pendekatan mendalam, Alhamdulillah demi persahabatan Firdaus memutuskan untuk berhenti jadi pecandu saat itu," kenang Hadi.
Komunikasi dua sahabat itu terjalin kembali hingga lulus kuliah. Berita membanggakan pun masuk ke telinga Hadi ketika Firdaus menjadi pelaut. Awal 2010 Hadi dan Firdaus berbincang akrab hingga pagi. Setelah lama tak bertemu, rupanya saat itu perbincangan terakhir mereka berdua.
"Pada medio 2010, saya dapat kabar, Daus Meninggal karena Over Dosis," ucap Hadi.
"Posisi saya sedang tidak di Jakarta, saya langsung putuskan pulang dan langsung ke Mangga Besar dan benar beliau tewas saat sedang memakai heroin. Kehilangan yang sangat mendadak, tidak menyangka, di depan saya dia pintar menyembunyikan, ternyata dia masih memakai," kenang sedih Hadi.
Sahabat yang pergi tak dapat terganti lagi. Sedikit lega Hadi mendengar berita akhirnya pemerintahan RI tegas mengeksekusi gembong narkoba.
"Jadi memang sudah sepantasnya para pengedar dari kelas coro sampai produsen harus dihukum berat. Bukan saja pelaku, tetapi ada keseriusan pemerintah membatasi, bahkan melokalisir peredarannya dengan mulai ketat ke kantung-kantung maksiat, seperti pub, club malam, diskotik, dan kampung-kampung penyangga lokasi tempat hiburan tersebut," pungkas Hadi.
Anda punya teman, keluarga, atau kerabat yang menjadi korban narkoba? Silakan berbagi ke redaksi@detik.com tentang bahayanya narkoba. Jangan lupa sertakan nama dan nomor telepon Anda. Ayo perangi narkoba!
(bpn/asp)