Anak Komjen Budi Pernah Jual Barang Antik Seharga Rp 4,3 M

Anak Komjen Budi Pernah Jual Barang Antik Seharga Rp 4,3 M

- detikNews
Kamis, 15 Jan 2015 14:20 WIB
Jakarta - Salah satu lini bisnis anak Komisaris Jenderal Budi Gunawan, Muhammad Herviano Widyatama, adalah menjual barang antik keluarga. Dalam kurun waktu 2006 sampai 2007, Herviano yang lahir 30 Desember 1986 pernah menjual barang antik dengan total nilai mencapai Rp 4.321.667.115.

Hal itu terungkap dalam surat Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Kepolisian RI nomor B/1538/VI/2010/BARESKRIM yang ditujukan ke Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan pada 18 Juni 2010 lalu.

Surat tersebut merupakan hasil kesimpulan dari penyelidikan Polri atas dugaan transaksi mencurigakan di rekening Komjen Budi Gunawan. Inti surat itu adalah Budi Gunawan clear.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam surat itu disebutkan bahwa pada 23 Maret 2005 ada uang masuk ke rekening Komjen Budi sebesar Rp 108.172.115. Pada 30 Agustus 2005 ada dana masuk lagi sebesar Rp 500.000.000.

"Dana itu merupakan hasil penjualan barang antik koleksi keluarga," bunyi surat Bareskrim tersebut seperti dikutip detikcom, Kamis (15/1/2015). Tak disebutkan jenis barang antik yang dijual oleh Herviano.

Pada 29 Agustus 2006 Herviano kembali menjual sebuah cincin antik milik keluarga dengan nilai transaksi Rp 600.000.000 pada seorang kolektor Arifin Leo. Uang tersebut disetor ke rekening Komjen Budi Gunawan.

Herviano kembali menjual sejumlah barang antik milik keluarga pada 6 Februari 2007 dengan nilai transaksi Rp 3.113.495.000. Satu bulan kemudian, yakni 1 Maret 2007 dia kembali menjual barang antik seharga Rp 863.495.000.

Hari ini detikcom mencoba menemui salah satu pembeli barang antik milik Komjen Budi Gunawan, Arifin Leo, di kawasan Tendean, Jakarta Selatan. Alamat Arifin tertera di dalam surat Bareskrim tersebut.

Alamat Arifin Leo yang tertulis setelah didatangi ternyata sebuah perusahaan persewaan mobil. Seorang petugas keamanan perusahaan tersebut yang bernama Dhani mengaku tak kenal dengan Arifin Leo. "Satu-satunya kolektor cincin di sini namanya Kang Ipin," kata dia.

Sehari-hari Ipin bekerja di di perusahaan itu sebagai tukang servis AC. "Dia (Kang Ipin) mekanik sekaligus aksesoris AC, dia biasa dipanggil 'dokter AC'," kata Dhani.



(erd/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads