'Kegilaan' Risma dikarenakan semua urusan yang bukan menjadi tanggung jawabnya dikerjakan. Mulai mendampingi keluarga, menyiapkan data, bahkan menghubungi kepala daerah lain untuk ikut peduli dengan membantu keluarga yang menjadi penumpang.
"Gila orang itu," ujar Victor Baneman, sepupu penumpang Florensa Viona Abraham (23) dan Indah Dini (27) di Mapolda Jatim, Kamis (25/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemuda 21 tahun asal Pulau Letti, Kabupaten Maluku Barat Daya Provinsi Maluku ini mengaku pernah membentak Risma agar tidak ikut campur dan banyak bertanya saat di Crisis Center T2 Juanda. Victor mengakui saat itu sama sekali tidak mengetahui bahwa yang dibentaknya adalah Wali Kota Surabaya.
"Jangan banyak tanya kamu," ujar Victor menirukan ucapannya saat memarahi Risma.
Mendapat pernyataan keras, Risma saat itu, kata Victor, hanya membalasnya dengan nada lirih. "Dari Ambon ya kamu," jawab Risma ditirukan Victor.
Tak lama berselang, lanjut dia, Risma memanggil salah satu kepala dinas Chandra Uratmangun yang berasal dari Ambon. "Saat itu bu Chandra bilang ke saya dengan bahasa Ambon kalau yang saya marahi adalah Wali Kota Surabaya. Saya langsung malu dan pergi meninggalkan bu Risma dan bu Chandra," ungkapnya.
Keesokan harinya Victor pun langsung meminta maaf ke Risma atas ucapan kasarnya.
Karena 'kegilaan' Risma, Victor berencana akan meminta walikota perempuan pertama di Surabaya ini untuk pindah ke Maluku dan mencalonkan diri sebagai bupati. "Saya jamin akan menang. Akan saya kerahkan suara, pasti menang. Apalagi bu Risma oleh masyarakat Maluku di Surabaya diangkat sebagai warga kehormatan dengan sebutan mama," harapnya sambil tertawa.
(ze/try)