Namun dipastikan sejumlah tokoh 'sepuh' masih akan memimpin partai-partai tersebut. Regenerasi partai politik pun belum bisa berjalan, minimal untuk periode lima tahun yang akan datang.
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional Dradjad Wibowo mengatakan, regenerasi dalam kepemimpinan partai belum tentu menghasilkan yang lebih baik. Dia kemudian mencontohkan ada sebuah partai yang melakukan regenerasi dengan ketum berusia muda. Namun kemudian justru tidak menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi regenerasi tidak selalu menghasilkan lebih baik, tetapi belum tentu lebih jelek. Biarkan alamiah saja," kata Dradjad kepada wartawan di gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (12/1/2015).
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan partainya saat ini tengah menyiapkan sistem untuk regenerasi kepemimpinan. "βAgar jangan terjadi bila tokoh partai selesai kemudian diganti anak dan sebagainya. Maka kami siapkan sistemnya (regenerasi)," kata Muzani dalam kesempatan yang sama.
Menurut dia, sebuah partai modern memang harus memikirkan regenerasi. Pasalnya akan sangat berbahaya apabila satu partai terlalu bergantung pada figur. Tentu regenerasi adalah solusi untuk mencetak pemimpin masa depan.β
β
"Tidak ada pilihan lain, selain memodernisasi, partai juga harus menjadi partai kader," ujarnya.
(erd/nrl)