Magelang - Sekitar 400 siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) Pangudi Luhur (PL) Van Lith Muntilan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (27/1/2005) mogok belajar. Mereka memprotes kebijakan umum rektor/kepala sekolah yang dinilai tidak komunikatif, tidak aspiratif dan tidak sesuai dengan visi/misi Van Lith.Aksi siswa-siswa SMU PL Van Lith di Jl. Kartini nomor 1 Muntilan itu dimulai sejak pukul 07.00 WIB, setelah tanda bel ketika pelajaran sekolah akan dimulai. Namun para siswa justru memilih keluar kelas, duduk-duduk di lapangan basket. Adapula siswa yang memilih duduk bergerombol di sekitar ruangan kelas sambil ngobrol dengan teman-temannya.Beberapa siswa ada yang membagi-bagikan beberapa kertas selebaran ukuran setengah folio kepada teman-temannya. Selebaran itu berbunyi ajakan untuk melakukan mogok total dan meminta pembenahan manajemen sekolah. Siswa juga menuntut Rektor SMU PL Van Lith Bruder Marno untuk mundur dari jabatannya.Saat berlangsung aksi, pihak sekolah telah menutup rapat semua pintu gerbang sekolah sehingga masyarakat sekitar, beberapa orangtua siswa, dan wartawan tidak bisa masuk. Petugas guru piket dan satpam sekolah pun tidak memperbolehkan orang masuk.Pintu gerbang pun sengaja digembok dari dalam. Dengan nada ketus, satpam yang berpakaian preman itu mengatakan kepada wartawan bahwa tidak ada demo atau aksi mogok belajar dari siswa. Namun dari luar gedung sekolah terdengar suara riuh dan tepuk tangan siswa yang sedang melakukan aksi sambil bernyanyi-nyanyi.Namun tanpa diduga, seorang siswa kelas II Stevanus kemudian menemui wartawan yang menunggu di pintu gerbang. Dari dalam pintu gerbang, dia membenarkan adanya aksi mogok belajar itu hingga tuntutan siswa terpenuhi.Dia mengatakan, siswa hanya duduk-duduk sambil berorasi di sekitar lapangan basket yang ada di tengah sekolahan. Hingga pukul 11.00 WIB, tidak ada satu pun siswa yang mengikuti pelajaran. Sementara itu para guru hanya menunggui aksi dan tidak mengajar, hanya duduk di ruangan guru.Menurut dia, banyak kebijakan umum yang diambil rektor tidak seusai dengan misi/visi Van Lith, terutama dalam mendampingi siswa dengan mendahulukan yang miskin melalui pendidikan sekolah di asrama. Rektor kurang komunikatif sehingga banyak kebijakan rektor yang diambil tidak memprioritaskan pada masalah-masalah yang penting."Kami menuntut Rektor Bruder Marno mundur karena tidak mampu menjalin komunikasi dengan baik dengan siswa maupun guru dan ada pembenahan manajemen sekolah," katanya.Sementara itu Rektor SMU Van Lith Bruder Marno saat ini masih berada di Semarang untuk menemui Ketua Yayasan Pangudi Luhur pusat untuk menjelaskan berbagai masalah yang terjadi di sekolah.
(asy/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini