Cerita tentang 'Blank Spot' dan Tarif Telepon Tengah Laut

Sisi Lain Evakuasi AirAsia

Cerita tentang 'Blank Spot' dan Tarif Telepon Tengah Laut

- detikNews
Senin, 12 Jan 2015 10:02 WIB
Dok Detikcom
Selat Karimata - Anda yang berada di kota besar atau kabupaten, bisa sewaktu-waktu menikmati sinyal ponsel. Kalau pun ada gangguan, itu pun bisa diatasi segera. Di tengah laut, keadaannya berbeda. Ini cerita dari KRI Banda Aceh saat pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia QZ8501.

Sinyal telepon seluler menjadi hal yang sangat berharga di tengah laut. Di KRI Banda Aceh, 3 teknisi ditempatkan untuk menyediakan jaringan agar kru kapal serta wartawan bisa berkomunikasi. Mereka memasang alat setengah bulat berwarna putih di bagian atas kapal dekat denga pemancar. Nah, alat bernama Vsat Gyro itulah yang menjadi penentu jaringan bisa terkoneksi dengan satelit.

"Semacam alat autotrack untuk menembak ke satelit. Kemanapun kapal bergerak tetap stabil," kata Sindu Wijaya (23), teknisi PT Metrasat vendor Telkomsel kepada detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di KRI Banda Aceh, sinyal terbatas pada jaringan GSM. Pengguna hanya bisa menelepon atau SMS saja.

"Jaringan support untuk GSM dan wifi. Tapi wifi terbatas," pungkas pria asal Blora itu.

Untuk tarif, tentu saja beda. Dengan jaringan tersebut pengguna tidak bisa mendaftar paket hemat, sedangkan tarif telepon sekitar Rp 1.200 per menit dan tarif SMS Rp 150.

Jaringan GSM itu memiliki radius 5-8 KM sehingga ketika ada kapal-kapal di sekitar KRI Banda Aceh, jaringan semakin sibuk dan komunikasi pun sedikit sulit.

"Jadi ada traffic kalau ada kapal-kapal di sekitar sini. Ikut menggunakan," imbuh teknisi dari PT Metrasat, Sapto (30).

Tidak hanya karena berebut sinyal saat ada kapal lain yang menggunakan, namun sinyal juga terpengaruh kondisi cuaca. Meski demikian dengan adanya jaringan GSM itu, komunikasi di KRI Banda Aceh sangat terbantu.

Setelah sekian lama, pada Kamis (8/1) lalu, kondisinya membaik. File video dan foto bisa dikirim langsung dari kapal. Tentu saja tak semudah di darat atau kota. Sebab, waktu pengiriman harus bergiliran. Kalau tidak, sinyal bisa dwon. Maka itu, jika sudah terdesak waktu, maka pengirim foto atau video akan menitipkan file kepada pilot helikopter yang menuju Pangkalan Bun.

"Kecepatan kirim 500/215 kbps," pungkas Sindu.

Total ada 7 perangkat yang saling terkoneksi sehingga komunikasi telepon seluler bisa tetap ada. Selain itu ada BTS yang dioperatori Al Kautsar (28) dari ZTE. Jaringan itu pun dimanfaatkan kru untuk berkomunikasi dengan keluarga. KRI Banda Aceh berada di perairan untuk mencari dan mengevakuasi AirAsia sejak pesawat hilang kontak, Minggu (28/12/2014) lalu.

(alg/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads