"Jam 12.00 masih turun (menyelam), tapi tidak ada hasil. Alat dapat (menerima sinyal 'ping') tapi penyelam nggak dapat (kotak hitamnya)," jelas Direktur Operasionar Basarnas Marsma TNI SB Supriyadi di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalteng, Minggu (11/1/2015).
Supriyadi menjelaskan, ada 2 gelombang patroli maritim terjun untuk menyelam. Ada yang memakai alat side scan sonar dan menerima sinyal 'ping' namun setelah diselami, nihil. Jarak pandang terbatas, arus bawah laut dan gelombang menjadi kendala penyelaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para penyelam sudah menyelam hingga kedalaman 30 meter. Gelombang juga dalam keadaan tinggi, mencapai 3 meter.
"Menyulitkan penyelam untuk manuver. Kemungkinan sore ini masih ada bila cuaca baik. Kalau sore nggak bisa, kita lanjutkan esok hari," jelas jenderal bintang satu ini.
Para penyelam menindaklanjuti sinyal 'ping' yang diterima beberapa kapal seperti KN Jadayat, Kapal MGS GeoSurvey, Kapal Baruna Jaya I dan Kapal Java Imperia.
Kapal Baruna Jaya I menemukan sinyal 'ping' diduga dari kotak hitam pada Sabtu (10/1/2015) pukul 22.25 WIB. Ping yang ditangkap kapal survei Baruna Jaya I milik BPPT adalah 03. 37207S (Lintang Selatan) dan 109. 4243E (Bujur Timur). Lokasi ini berjarak 2,5 km barat laut dari lokasi ditemukannya ekor pesawat.
Sedang koordinat ping hasil survei kapal Java Imperia adalah 03.3712113S (Lintang Selatan) dan 109.424245E (Bujur Timur). Kapal lain yang menangkap ping adalah Kapal Negara (KN) Trisula milik Kemenhub.
(nwk/nrl)