Ketiga kapal yang menerima sinyal tersebut adalah kapal Baruna Jaya milik BPPT, kapal milik Kemenhub, KN Trisula dan kapal milik JavaOffshore yang sering berpartner dengan BPPT yaitu kapal Java Imperia. Mereka mendeteksi adanya sinyal ping dari koordinat 3.37.20,7 Lintang Selatan (LS), 109.42.43 Bujur Timur (BT) atau sekitar 1-4 km dari lokasi penemuan ekor.
Kini tim tengah berusaha mendekat ke sumber sinyal tersebut. Setelah sinyal semakin jelas, penyelam akan diterjunkan untuk mencari sumber ping itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketiga kapal tersebut membentuk semacam sudut triangulasi. Posisi mereka saling berjauhan, tetapi mendeteksi sinyal yang sama.
Sinyal ini terdengar cukup kuat, sehingga diduga black box tidak tertutup lumpur. Untuk memastikannya, kapal-kapal tersebut tengah bergerak menuju sumber ping. Namun untuk kapal Trisula tidak dapat mendekat ke sumber tersebut karena harus mengisi bahan bakar.
"Kapal Trisula sambil ngisi bahan bakar, dia juga melaporkan temuannya kepada pusat komando di lapangan," tutupnya.
Pagi tadi, Basarnas mengungkapkan dugaan sinyal kotak hitam yang merekam 30 menit pembicaraan pilot di kokpit itu. "Ya betul ada terdeteksi, 1 km arah timur dari penemuan ekor," ujar Direktur Operasional Basarnas Marsma SB Supriyadi di Posko Gabungan di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalteng.
(kff/nrl)