Beberapa alat Inafis dari kepolisian dan DVI untuk mengidentifikasi jenazah korban AirAsia QZ8501 yang mengalami musibah kecelakaan dan terjatuh di perairan selatan Kalimantan seperti Mambis (mobile automatic multi biometric identification system), Mobile X-Ray, KIT Otopsi, KIT TKP DNA, Software Radiogram, KIT Ontodologi Forensik, X-Ray portable, Film Sensor, PPE Set, hingga KIT PPE (alat pelindung diri).
Aiptu Puji Harjanto tenaga Inafis dari Polrestabes Surabaya menerangkan salah satu kegunaan Mambis untuk identifikasi jenazah melalui sidik jari, atau iris mata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menerangkan cara menggunakan alat seperti teropong, terdapat kamera serta sidik jari. Katanya, jenazah yang datang akan dibersihkan terlebih dahulu dan sidik jarinya ditempelkan ke alat Mambis.
"Setelah ditempelkan sidik jarinya, alat akan bekerja dan muncul foto serta identifikasi seperti nama dan alamatnya," tuturnya.
Puji mengatakan, alat tersebut pernah digunakan untuk identifikasi warga Indonesia yang bekerja di kapal Korea Selatan dan mengalami musibah kapal tenggelam.
"Di manapun warga Indonesia, akan terkoneksi dengan menggunakan alat ini," tuturnya.
Kondisi sidik jari juga mempengaruhi identifikasi dengan menggunakan Mambis. Katanya, kondisi sidik jari pada jenazah yang masih bagus akan lebih cepat hasilnya.
"Kalau belum ada kerusakan pada sidik jari, hasilnya bisa 100 persen. Kalau sudah rusak mungkin sekitar 60 persen, ya melihat kondisi pada sidik jari jenazah," jelasnya.
(roi/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini