Keuletan dan ketabahannya serta memiliki mental yang kuat saat menangani identifikasi sidik jari jenazah korban AirAsia diakui oleh rekan-rekannya sesama Inafis.
"Beliau ini paling cantik di Inafis (AirAsia QZ8501). Beliau ini luar biasa tabah dan kuat menghadapi (identifikasi) jenazah," ujar Aiptu Pudji Harjanto, tim Inafis dari Polrestabes Surabaya yang diperbantukan menangani korban AirAsia, Jumat (9/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kompol Sri Hardani yang mendapatkan pujian dari rekan-rekannya Inafis ini hanya tersenyum saja. "Saya sudah bisa menangani mayat," ujar Sri kepada detikcom.
Sri berkecimpung di 'jagat' jenazah sejak 5 tahun lalu. Sejak 31 Desember 2014 lalu, ibu dua anak ini yang bertugas di Kaurmin Bidaktikrim Pusinafis Bareskrim Mabes Polri ini diterjunkan bersama 10 personel Inafis Mabes Polri ke RS Bhayangkara. Dia bergabung dengan Inafis Polda Jatim dan jajaran Polres di Jawa Timur.
Lebih dari 12 hari Sri bergabung dengan tim Inafis dan Disaster Victim Investigation (DVI) dari berbagai ahlinya di Indonesia serta negara sahabat seperti Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Australia dan Uni Emirat Arab (UEA), mendapatkan apresiasi dari tim, bekerja mengidentifikasi jenazah mulai pagi sampai sore, kadang malam hari.
Untuk melepas rasa kangen ke suami, anak dan cucunya, Kompol Sri di waktu luang menyempatkan menghubungi keluarganya yang ada di Jakarta dan Bali melalui telepon.
"Dinas luar sudah biasa meninggalkan keluarga. Yang penting dan ada kebanggaan tersendiri ketika berhasil mengidentifikasi jenazah," terangnya.
Sri mengaku bangga bergabung dengan Inafis dari Mabes Polri serta Polda Jatim. "Kita sangat solid. Bahkan DVI dari negara-negara tetangga salut dengan kinerja kita," tandasnya.
(roi/try)