"Dampak dari pengosongan oleh TNI kemarin, ada satu hal yang terlupakan oleh TNI yakni hak pendidikan dari anak-anak korban penggusuran," ujar Ketua Komnas Pa, Aris Merdeka Sirait saat menerima pengaduan eks penghuni Kompleks Batalyon Siliwangi di kantornya, Jl. TB Simatupang No. 33 Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (9/1/2015).
Ada 5 ibu dan belasan anak-anak yang datang ke Komnas PA. Beberapa anak-anak tersebut ada yang mengenakan seragam sekolah SD, SMP, maupun SMA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada Aris, salah seorang ibu korban penggusuran menceritakan betapa khawatirnya dia terhadap masa depan anaknya. Sebab sekolah baru tidak serta merta langsung bisa menerima murid pindahan.
"Ada salah satu keluarga yang menceritakan bagaimana anaknya tidak dapat mempersiapkan diri untuk Ujian Nasional, meski sudah pindah tak sedikit juga sekolah baru yang menolak anak-anak ini," imbuhnya.
Pengosongan kompleks Batalyon Siliwangi berlangsung kemarin dan melibatkan ribuan prajurit TNI. Dari pendataan yang dilakukan oleh TNI, warga yang tinggal di kompleks itu bukanlah anggota TNI aktif, bahkan ada juga yang pendatang.
Sempat terjadi perlawanan dari warga walaupun sudah diimbau untuk pindah sejak lama, namun tidak berlangsung lama. Rencananya TNI akan membangun asrama sebagai tempat prajurit TNI bermukim.
(edo/gah)