Thomas menjelaskan, fenomena ini disebabkan adanya pembentukan awan cumulonimbus di kawasan Jawa Barat bagian tenggara dan selatan. Lokasi pembentukan awan itu menimbulkan petir. Fenomena ini terlihat dari kawasan Subang, Bandung, Sumedang.
"Karena lokasi pembentukan awan comulonimbus ini jaraknya jauh jadi suara petir tak terdengar sama sekali. Selain itu, kawasan Subang sedang cerah sehingga yang terlihat hanyalah pendaran cahayanya kilatnya saja," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badai kilat itu diinformasikan Ade Kosasih, warga Subang, kepada detikcom. Dia menyatakan fenomena ini terjadi sekitar satu jam pada Rabu 7 Januari. "Langit ada kilat tak berhenti-berhenti sejak Maghrib sampai pukul 19.30 WIB malam," terang Ade.
Tak sedikit masyarakat yang mengaitkan fenomena ini dengan status Gunung Tangkuban Perahu yang sebelumnya berstatus waspada, sebelum diturunkan menjadi normal hari ini. "Subang cuacanya sedang tidak hujan saat itu," tambah Ade.
(nal/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini