Perundingan Islah Golkar Palsu

Golkar Pecah

Perundingan Islah Golkar Palsu

- detikNews
Jumat, 09 Jan 2015 10:44 WIB
Perundingan Islah di DPP Golkar (Danu Damarjati/detikcom)
Jakarta - Tim juru runding dua kubu Partai Golkar yang berseteru sudah dua kali menggelar perundingan. Namun, dari dua kali perundingan itu masih deadlock terutama kepastian posisi Golkar apakah keluar atau tetap dari Koalisi Merah Putih.

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro mengatakan kalau kedua kubu masih saling bersikeras maka tahapan perundingan yang dilakukan percuma.

"Percuma kalau dua kubu kayak begitu. Itu semu, kiasan, basa basi saja. Jadi, mereka sendiri yang bikin perundingan itu seperti palsu," kata Siti kepada detikcom, Jumat (9/1/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siti menjelaskan selama masing-masing unsur pimpinan punya ego agar syarat bisa diterima pihak lawan maka realisasi islah akan sulit.Mestinya dua kubu sadar kalau dalam proses islah itu justru jiwa besar untuk mengalah harus diprioritaskan.

"Agung Laksono pengen lima syarat diterima kubu Ical. Sebaliknya juga pengen begitu. Kayak salah satunya posisi Golkar keluar atau tetap di KMP. Kalau kayak begitu, sampai kapan pun enggak ketemu jalan keluarnya," sebutnya.

Selain itu, menurut dia, jika tidak cepat bertindak maka Golkar akan rugi ke depannya. Elektabilitas partai berpotensi semakin menurun, soliditas internal juga terancam.

"Ya begitu jadi enggak bisa terelakan lagi. Ini yang rugi Golkar sendiri secara partai dan kepercayaan publik buat mereka," katanya.

Seperti diketahui, Kamis (8/1) kemarin, dua tim juru runding kembali menggelar tahapan perundingan. Tapi, hasilnya tidak ada kesepakatan yang signifikan buat proses islah Golkar. Kedua kubu masih saling bersikeras mempertahankan keinginannya agar bisa diterima.


(hat/van)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads