KNKT: Kalau Kondisi Ekor Normal Black Box Mudah Diambil

AirAsia Ditemukan

KNKT: Kalau Kondisi Ekor Normal Black Box Mudah Diambil

- detikNews
Kamis, 08 Jan 2015 12:27 WIB
Pangkalan Bun, - Basarnas lebih memilih untuk menerjunkan penyelam ketimbang menggunakan pinger detector untuk cari black box AirAsia QZ8501. Investigator KNKT Nurcahyo Utomo menyatakan bila ekor masih utuh maka black box mudah diambil.

"Kalau posisinya masih di dalam rak, itu tinggal dibuka sekrupnya pakai tangan sudah bisa diambil. Black box memang pakai sekrup khusus yang bisa dibuka pakai tangan. Mudah diambil tinggal angkat," ujar Nurcahyo saat berbincang di Posko Tim SAR Gabungan, Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Kamis (8/1/2015).

Terdapat dua black box dalam pesawat yang keduanya terletak di bagian ekor kanan atas. Ada black box yang berisi Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk FDR beratnya sekitar 13 kilogram dan CVR sekitar 11 kilogram. Begitu diangkat, keduanya harus terus terendam air agar tidak karatan. Jadi kami sudah siapkan peti transparan untuk menyimpan itu," imbuh mantan pilot Merpati tersebut.

Baterai dari black box kuat untuk 30 hari sehingga harus segera diangkat untuk dibaca. Jika tak ada ledakan pada pesawat yang menyebabkan black box kosong, maka perlu waktu dua hari untuk membacanya dan dua minggu untuk analisis.

"Kalau gosong seperti Sukhoi dulu itu bisa lebih lama lagi. Tapi sekali lagi saya belum tahu kondisi black box AirAsia QZ8501 saat ini. Kalau sekrup bengkok atau bagaimana itu akan butuh waktu untuk mengangkatnya," imbuh dia.

Dia juga berharap black box masih ada pada raknya sehingga tak terbawa arus. Di dalam kotak berwarna oranye itu terdapat chip memory berbentuk seperti mangkuk terbalik dengan diameter 10 centimeter dan ketebalan 3 centimeter.

"Itu yang harus dilindungi supaya tidak tercecer. Jangan sampai black box di mana, dan memory di mana," pungkas dia.

(bpn/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads