Pantauan di lokasi Kamis (7/1/2014) ribuan prajurit TNI berseragam loreng hijau berhasil menguasai kompleks Batalyon Siliwangi. Warga pun hanya bisa pasrah melihat harta benda miliknya dikeluarkan dari dalam rumahnya. Tak satu pun warga berani melawan lantaran kalah kekuatan dan jumlah dengan prajurit. Mereka hanya bisa berteriak secara histeris.
"Kalian TNI bukan melindungi rakyat, tapi malah kasar dengan kami," jerit seorang ibu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pagi ini kita mengerahkan 2.700 personel gabungan TNI dan Polri. Pada dasarnya kita mengamankan aset-aset milik negara yang di mana pada saat ini TNI kekurangan asrama untuk prajurit aktif," ujar Kapendam Kodam Jayakarta, Letkol Inf Heri Prakoso di lokasi.
Ia mengatakan sejauh ini pihaknya telah mendata ulang penghuni yang tinggal di Kompleks Batalyon Siliwangi. Hampir mayoritas warga yang tinggal bukanlah prajurit aktif.
"Mereka ini sudah bukan prajurit aktif tetapi sudah penghuni luar. Terlebih jika teman-teman ingat kemarin kompleks ini sudah dijadikan sarang kejahatan miras, narkoba dan praktik mesum sehingga membuat masyarakat resah," ujarnya.
Menurut Heri, akibat ulah warga tidak bertanggung jawab, nama TNI pun menjadi tercemar di mata rekan kepolisian maupun masyarakat luas. "Teman-teman kepolisian tahunya ini itu asrama militer, makanya pada 19 Desember 2014 kami tunjukkan dengan turun sendiri, kalau kata Panglima bersih-bersih di rumah sendiri," tutupnya.
(edo/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini