Besarnya pengaruh Amien Rais di Partai Amanat Nasional (PAN) tidak dapat dipungkiri. Dominasinya pun masih terasa menjelang perebutan kursi Ketum PAN periode 2015-2020. Apa gerangan skenario yang telah disiapkan oleh sang mahaguru?
Sebagai pendiri PAN, Amien merasa memiliki mandat untuk menjalankan tradisi di tubuh partai berlambang matahari putih itu. Sejak pertama kali didirikan 16 tahun lalu, jabatan ketum hanya dijabat selama 1 periode, tidak lebih.
Hatta Rajasa berniat mendobrak tradisi itu dengan kembali mencalonkan diri untuk duduk di kursi pucuk pimpinan PAN. Lawan Hatta adalah Ketua MPR Zulkifli Hasan yang mendapatkan tiket 'restu' dari Amien dengan alasan kebutuhan regenerasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mudah-mudahan kami bertiga bisa mencari solusi. Kalau bisa solusinya tidak usah pakai alternatif. Kalau ini atau itu tidak matang," ujarnya saat memberikan sambutan di Rakernas PAN, Rabu (7/1/2015) malam.
Rencana berikutnya adalah agar ajang pemilihan ketum di Kongres pada 28 Februari-2 Maret 2015 mendatang berlangsung secara aklamasi. Mantan Ketua Muhammadiyah ini ingin suara dari para kader daerah bulat ke salah satu calon. Amien pun telah mengumpulkan para pendiri PAN di kediamannya pada Selasa (6/1) untuk memantapkan skenario aklamasi ini. Menurut Amien, aklamasi adalah sistem voting yang demokratis.
"Supaya nanti kita bulat, supaya kita masuk ke kongres sudah selesai. Kalau ada yang bilang demokrasi seperti itu ya memang seperti itu," ucap Amien.
Untuk 'mengobati' kekecewaan Hatta nantinya, sebuah posisi disinyalir akan disediakan untuk mantan Menko Perekonomian itu. Amien berencana melepaskan posisi Ketua Majelis Pertimbangan Pusat yang ia emban.
"Lebih senior melambung ke MPP, junior ketumnya. Plotting saya seperti itu," kata Amien. Saat ini, Hatta berusia 61 tahun sementara Zulkifli 52 tahun.
Skenario terakhir adalah tentang posisi Sekjen. Wacana yang merebak sebelumnya adalah Amien akan mengusung paket 'besan-anak' yaitu mengajukan sang anak Hanafi Rais sebagai Sekjen untuk mendampingi Zulkifli. Hanya saja, pria kelahiran Solo ini kemudian menepis wacana itu.
"Saya kira belum ke sana," jawab Amien ketika ditanya wartawan.
Tahap demi tahap telah direncanakan oleh Amien, namun dinamika politik tentu dapat mengubah posisi para 'pemeran' selanjutnya. Seperti apa akhirnya? (imk/trq)