Den Haag - Ma'ruf, eks mahasiswa BPPT angkatan 86 meninggal mendadak di Delft. Jenazah besok akan diterbangkan ke tempat asalnya, Karanganyar, Solo, dengan pesawat
Singapore Airlines (SQ)."Ma'ruf meninggal secara mendadak saat bersepeda, Selasa pagi jam 05.00 menjelang subuh (waktu setempat, red)," kata Tri Hartanto, sahabat seangkatan Ma'ruf, sekaligus mewakili pihak keluarga almarhum.Tri, yang dihubungi
detikcom per telepon Rabu malam atau Kamis (27/1/2005) WIB menuturkan, saksi mata melihat Ma'ruf oleng kemudian jatuh. Selanjutnya saksi mata tersebut menghubungi polisi, yang langsung menuju ke lokasi. Polisi sempat berusaha menyelamatkan nyawa Ma'ruf dengan reanimasi, namun pemuda kelahiran Karanganyar, Solo, tersebut tidak bereaksi. Sekitar jam 05.30, Ma'ruf -kemungkinan sudah meninggal di tempat- dibawa ke rumah sakit Reinier de Graaf, Delft. Dokter rumah sakit memastikan pemilik nama lengkap Nurhidayat Ma'ruf itu meninggal dunia karena serangan jantung. Setelah
lijkschouwing (otopsi) memastikan bahwa Ma'ruf telah meninggal, jenazahnya lalu dilarikan ke rumahsakit Leyenburg, Den Haag.Di Leyenburg itulah jenazah Ma'ruf dimandikan dan diurus secara islam, kemudian disalatkan. "Ikut dalam prosesi tersebut antara lain KH Hambali, para pengurus Persatuan Pemuda Muslim se-Eropa (PPME Den Haag) dan Yogi Erlangga (Teknik Penerbangan)," kata Tri, yang juga ikut menyolati.Ditambahkan Tri, bahwa Kamis besok jam 09.00-11.00 (15.00-17.00 WIB) jenazah Ma'ruf akan disemayamkan di Masjid Al-Hikmah, Den Haag, untuk memberi kesempatan kepada para sahabat menyalatkan dan melihat Ma'ruf untuk terakhir kali. Setelah itu jenazah akan dibawa ke Bandara Internasional Schiphol Amsterdam dan diterbangkan dengan
Singapore Airlines (SQ) langsung ke Bandara Adi Sumarmo, Solo.Ma'ruf tercatat sebagai mahasiswa program prestisius BPPT ke
Technische Universiteit Delft, Belanda, jurusan mesin angkatan 1986. Sebelumnya dia tercatat sebagai mahasiwa ITB jurusan fisika angkatan 1982. Kawan seangkatan Ma'ruf di Belanda antara lain Muhammad Abdul Wahid (keponakan Gus Dur), Agus Kismanto, Alex, Agus Reksodewanto, Barman Tambunan, dan Irland.Selamat jalan, kawan. Semoga Tuhan mengampunimu, menyayangimu, menyehatkanmu (di alam sana) dan memaafkanmu. Sesungguhnya kami semua akan menyusulmu.
(es/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini