Seperti apa Tim 11 mengawal Jokowi saat kampanye di Pilpres hingga kini resmi menjadi presiden?
Sabtu, 21 Juni 2014 tiga orang anggota Tim 11 membawa Jokowi ke sebuah tempat di Gadog, Puncak, Jawa Barat. Mereka berangkat bersama dari markas Tim Pemenangan Jokowi-JK di kawasan Menteng pada pukul 10.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tempat terpisah, anggota Tim 11 lainnya juga menyiapkan sejumlah bahan untuk materi kampanye Jokowi. Ada yang menyiapkan bahan tentang isu diskriminasi gender, ada pula yang mengumpulkan masukan dari sejumlah pakar hukum. Semua bahan itu kemudian difinalisasi oleh Jokowi dan Jusuf Kalla sebelum disampaikan saat kampanye.
Setelah Jokowi-JK ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Tim 11 dibubarkan. Mantan anggota Tim 11 kemudian ditarik menjadi anggota Tim Transisi. Mantan anggota Tim 11 Andi Widjajanto diangkat menjadi salah satu Deputi Tim Transisi.
Andi bersama sejumlah mantan anggota Tim 11 tergabung dalam tim penyusun Lembaga Kepresidenan dan Arsitektur Kabinet untuk pemerintahan Jokowi-JK. Format Kabinet Kerja Jokowi-JK saat ini adalah salah satu hasil Tim 11 yang disupervisi oleh Pratikno, mantan Rektor Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang sekarang menjadi Menteri Sekretaris Negara.
Kini Pratikno, Andi Widjajanto dan empat mantan anggota Tim 11 yakni Cornelis Lay, Jaleswari Pramodhawardhani, Teten Masduki dan Ari Dwipayana menjadi 'pembantu' Presiden Jokowi. Mereka 'mengawal' Jokowi.
"Gagasan perubahan hingga ketemunya komitmen perubahan itu tidak berhenti dengan terpilihnya Pak Jokowi," kata mantan anggota Tim 11 yang kini jadi staf khusus Mensesneg Ari Dwipayana saat berbincang dengan detikcom, Rabu (7/1/2015).
Jalan perubahan itu, menurut Ari, harus terwujud hingga Indonesia menjadi negara yang berdaulat secara politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto mengaku tak ambil pusing dengan tudingan adanya ajang 'bagi-bagi kursi' untuk mantan anggota Tim Transisi maupun Tim 11.
"Ya nggak apa-apa juga toh kalau ada kesan seperti itu, lalu apa salahnya?" kata Andi di Istana Negara Jumat (2/1/2015) pekan lalu.
(erd/nrl)