"Kayak ibu kita ketika kita mau keluar dibilang hati-hati ya," kata Arrmanatha di kantornya, Jl Pejambon, Jakarta Pusat, Rabu (7/1/2015).
Menurut Arrmanatha, travel advice tersebut berbeda dengan travel warning. Travel advice dikeluarkan negara yang bersangkutan untuk melindungi warga negaranya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tata menjelaskan dikeluarkannya travel advice atau security alert oleh sebuah negara harus melalui mekanisme tertentu. Kemlu sendiri telah mengkonfirmasi latar belakang travel advice itu dikeluarkan ke BIN dan Polri, namun tak ada ancaman keamanan serius di Surabaya.
"Seperti kita juga, tidak berkewajiban menjelaskan travel advice kita. Itu kan untuk menjaga warga negara kita. Sekali dikeluarkan itu selalu di-update, keadaan begini, hati-hati," ujar Tata.
Travel advice, menurut Tata, tidak hanya dalam konteks keamanan atau ancaman kegiatan terorisme. Tapi juga bisa dikeluarkan karena ada ancaman bencana alam seperti gunung api meletus dan kebakaran hutan.
"Travel advice tidak hanya konteks keamanan, tapi juga bencana alam. Kita juga sampaikan hati-hati, itu kewajiban kita (negara)," ucap Tata.
Bagaimana dampak travel advice AS dan Australia tersebut di Surabaya? "Dampaknya, tidak, belum ada informasi itu," jawab Tata singkat.
Lalu, kenapa AS dan Australia mengeluarkan travel advice? Menurut Tata, hal itu terjadi ketika mereka mendapat informasi internal.
Informasi yang dimiliki AS dan Australia itu tidak dibeberkan ke pemerintah Indonesia. Menurut Arrmanaβtha, hal itu wajar karena negara yang bersangkutan tidak berkewajiban untuk menyampaikan latar belakang sebuah travel warning atau travel advice.
"Kewajiban pemerintah AS untuk mengeluarkan travel advice buat warganya yang ditaruh di situs. Advice ini tidak merubah tingkat ancaman dan diketahui untuk meningkatkan kewaspadaan," ujar pria yang akrab disapa Tata itu.
"Mereka menyampaikan hal ini merupakan kewajiban mereka, jadi hanya menyampaikan kepada rakyatnya, tapi tidak ada threat level yang meningkat menurut pandangan mereka," tambahnya.
Hasil konfirmasi Kemlu ke BIN dan Polri pun tidak ada ancaman keamanan serius di Surabaya. Sehingga, menurut Tata, Indonesia aman untuk warga negara asing melakukan wisata atau kunjungan.
"Kemlu langsung koordinasi dengan pihak keamanan dan Kepala BIN, bahwa tidak ada ancaman spesifik dan keadaan aman. Komitmen Indonesia untuk keamanan,"β ujar Tata.
Travel advice tersebut, menurut Tata, sama halnya ketika Indonesia mengeluarkan travel advice untuk Sydney. Travel advice yang dikeluarkan di Sydney terkait penyanderaan Kafe Lindt pada Desember 2014 lalu.
"βJadi travel advice itu semua negara melakukan. Kita juga melakukan hal sama waktu ada penyanderaan di Sydney. KBRI di Sydney langsung mengeluarkan travel advice," tutup Tata.
(vid/mad)