Operasi TMC ini dilakukan guna mengantisipasi puncak musim hujan yang diprediksi akan jatuh pada bulan Januari ini hingga Februari mendatang. TNI AU sendiri menyatakan sudah menyiapkan pesawat Hercules dan Cassa Nurtanio (CN) untuk menebar garam ke awan di sekitar Selat Sunda.
"Tanggal 10 kita mulai briefing di sini. Nanti pelaksanannya mungkin bisa setelah itu. Kalau dari kita sudah siap Hercules dan CN," ujar Kadisops Lanud Halim Perdanakusuma, Kolonel Pnb Iman Handojo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sudah siap semuanya, yang dikerahkan tergantung permintaan. Ini yang mau rencana dari BPPT. Untuk antisipasi hujan Februari. Kita siram awan di Selat Sunda, jadi sebelum (awan) masuk Jakarta sudah hujan duluan di sana," jelas Iman.
TNI AU yang tahun lalu juga melakukan operasi yang sama akan menyiramkan garam secara berkala ke awan. Garam-garam tersebut berbeda dengan garam biasa dan harus diolah terlebih dahulu oleh pihak BPPT atau BNPB.
"(Garamnya) banyak, bisa ratusan ton tapi tidak sekaligus karena perlu diolah dulu. Setelah diolah jadi, dikirim ke sini baru kita buang. Garamnya beda, ukurannya kecil, paling hanya sekitar 20 krom, kalau terlalu lama dipegang bisa langsung jadi air," jelas Iman.
Saat melakukan penyiraman garam untuk hujan buatan, Iman mengatakan pihaknya perlu memperhitungkan pergerakan angin. Pada intinya, awan akan ditaburkan garam di suatu titik tertentu sehingga sudah menurunkan hujan di laut sebelum masuk Pulau Jawa.
"Tahun lalu kita siramnya memang di Selat Sunda. Kalau pergerakan awan dari Barat ke Timur, sebelum sampai Pulau Jawa sudah dihujankan dulu di lautnya, di Selat Sunda. Garam begitu diturunkan langsung menyatu, itu awannya jadi berat dan langsung jadi hujan," tutup Iman.
(ear/bar)