BNN melakukan rekonstruksi bongkar muat sabu sindikat Wong Ching Ping di Kapal Tongkang Pelabuhan Dadap, Tangerang. Dari rekonstruksi tersebut BNN mendapat informasi bahwa nahkoda kapal diiming-imingi profesi kapten di kapal besar.
Dalam kasus ini penyidik juga meringkus 4 WNI berprofesi sebagai kurir perantara antara sindikat Wong Ching Ping dengan pemasok sabu internasional. Tiga diantara tersangka diantaranya bernama Sujardi nahkoda kapal, Salim pemilik kapal dan Andika ABK kapal.
"Saya mau dijanjikan kapten di kapal besar, itu yang buat saya semangat. Tidak ada (uang)," kata Sujardi kepada wartawan di Pelabuhan Dadap, Tanggerang, Selasa (6/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bertiga bertolak dari sini, karena kapal mengalami masalah bersandar dulu selama satu hari setelah itu kami diperintah ke sebuah kordinat saya lupa kordinatnya apa kira-kira 5 jam dari Pulau Pramuka yang jelas itu perairan kapal internasional," ujarnya.
Sesampai di kordinat tersebut, Surjadi bersama kedua rekannya menunggu selama satu jam. Hingga akhirnya sebuah kapal besar datang merapat ke kapal tongkang miliknya.
"Mereka berbicara bahasa Cina saya tidak ngerti artinya apa, pokoknya mereka langsung melempar muatan ke atas kapal kami lalu meninggalkan kami. Sepenglihatan saya mulai dari ABK sampai kapten kapalnya merupakan orang Cina," tuturnya.
Usai melakukan bongkar muat di perairan jalur internasional, Sujardi bersama kedua rekannya kembali ke pelabuhan Dadap, Tangerang. Lama perjalanan ditempuh selama 15 jam lantaran kondisi ombak sedang tinggi.
"Kita sampai sini (pelabuhan Dadap) jam 9 pagi, terus pindahkan barang ke mobil boks," tutup Sujardi.
(edo/mpr)