Solo - Pilot senior AirAsia, Dwi Harso Syah, mengingatkan kepada semua pihak untuk tidak mengambil berbagai spekulasi sebelum penyelidikan mengenai musibah AirAsia QZ8501 selesai dilakukan olehh pihak berwenang. Menurutnya, Captain Iriyanto yang mengemudikan pesawat nahas tersebut adalah pilot senior yang memiliki kemampuan dan kecakapan di atas rata-rata.
"Dia adalah penerbang senior. Sebelum menjadi pilot maskapai dia adalah penerbang AURI dan pernah menjadi pilot pesawat tempur. Untuk menjadi pilot tempur itu dipastikan memiliki kemampuan dan kecakapan khusus, di atas rata-rata. Pilot seperti saya, tidak memiliki kemampuan itu. Karena itu hentikan berbagai spekulasi," ujar Dwi kepada wartawan saat melayat awak kabin AirAsia, Wismoyo Ari Prambudi, di Klaten, Senin (5/1/2015).
Dwi dan Iriyanto adalah sesama pilot senior di maskapai tersebut. Usianya juga sama, 52 tahun. Jika sebelum di AirAsia Iriyanto bergabung di AdamAir, Dwi bergabung dengan Maskapai Merpati. Jika Iriyanto lulusan AURI, Dwi adalah penerbang lulusan Curug. Namun demikian mereka memiliki keakraban khusus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau sama-sama tidak terbang, Iriyanto sering mampir ke rumah saya di Solo. Dia bahkan punya rumah makan langganan di Solo. Kami sering datang ke rumah makan itu jika sedang free. Saya sangat akrab dengannya, sangat paham dengan kemampuannya. Jadi musibah ini dengan pesawat baru yang canggih dan pilot senior dengan kemampuan khusus. Karena itu sebaiknya tunggu saja hasil penyelidikannya nanti. Jangan banyak muncul spekulasi," ujarnya.
(mbr/ndr)