Detikcom bersama 12 jurnalis ikut dalam pesawat CN-235 milik TNI AL yang berada dalam misi pencarian AirAsia pada hari ketujuh. Pesawat terbang pagi hari dari Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng, sekitar pukul 09.00 WIB, Sabtu (3/1/2015).
Pesawat milik TNI AL ini membawa 6 prajurit dipiloti Komandan Skuadron 200 Wing 1 Puspenerbal Mayor Laut (P) Muhammad Naim. Tugas pencarian dilakukan dengan pengamatan visual dari ketinggian sekitar 2.000 feet di atas permukaan laut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengamatan visual adalah melihat langsung permukaan laut dari balik jendela pesawat. Khusus di kaca bagian belakangan dibuat agak menjorok ke luar untuk memudahkan pengamatan.
Pengamatan juga dibantu dengan sebuah teropong. Selain itu, pesawat TNI AL ini dilengkapi kamera pada bagian bawah yang terhubung dengan layar monitor di atas. Arah dan fokus kamera bisa dikendalikan kru pesawat.
Sejauh mata memadang di lokasi pencarian sektor I dan II yang ditandai sebagai lokasi jatuhnya AirAsia, hanya tampak air laut yang tenang dengan buih dan gelombangnya yang tampak masih rendah.
Sesekali tim di pesawat dibuat sibuk saat ada benda mengapung diduga bagian dari pesawat terlihat di permukaan laut. Pesawat menurunkan ketinggian untuk melihat benda tersebut. Setelah difoto dan dituliskan koordinatnya, sang pilot melaporkan ke KRI terdekat juga posko Basarnas.
Memasuki siang hari cuaca tampak mulai tak bersahabat. Awan mulai terbentuk dan perlahan turun rendah hingga beberapa kali mengganggu pengamatan kru maupun jurnalis. Sekitar pukul 10.30 WIB, awan menjadi mendukung dan hujan tiba-tiba turun. Suasana pencarian pun makin sulit.
Namun tetap dilanjutkan dengan harapan hasil pengamatan mempermudah tim lain mengevakuasi jika benar benda yang dilihat bagian dari pesawat. Pada pukul 11.25 WIB, pilot memutuskan untuk landing kembali di Lanud Iskandar atau setelah 2,5 jam terbang.
"Karena cuaca tak mendukung, hujan, kemudian seperti diketahui ada pembentukan awan CB (comolonimbus) sebelah barat, saya tak bisa teruskan," ucap sang pilot Muhammad Niam.
Meski demikian, hasil pengamatan tersebut telah dilaporkan ke Basarnas untuk ditindaklanjuti.
(bal/aan)