Ahok mengganti Krisdianto dengan Bambang Musyawardhana. Ahok tidak menjelaskan secara rinci mengapa dia mencopot Rusdianto. Dia hanya mengatakan pejabat yang dilantik saat ini adalah mereka yang bekerja secara efisien dan bisa melayani rakyat. Namun Ahok juga menegaskan dia tidak akan segan-segan mencopot mereka jika ditemukan kesalahan dan laporan keluhan dari warganya.
"Banyak yang bertanya kenapa saya tidak terpilih atau tertolak, saya katakan kalau saudara melakukan yang benar pasti saudara keterima. Kami lakukan efisiensi dari 8.011 jabatan struktural kami pangkas jadi 6.511, kami masih mengosongkan sekitar 1.500 posisi karena kami merasa intinya bukan di jabatan struktural tapi melayani masyarakat," kata Ahok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan catatan detikcom, Krisdianto dilantik Jokowi pada Kamis (20/12/2012) di atas panggung kecil tanpa atap di Kampung Pulo Jahe, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Pelantikan di ruang terbuka ini dipilih Jokowi agar menjadi motivasi sang wali kota untuk dekat dengan warganya.
Lokasi pelantikan itu dekat dengan tempat penampungan sampah warga sekitar. Acara pelantikan berlangsung sangat sederhana. Tidak ada tenda mewah yang dibangun di lokasi. Pejabat lokal dan masyarakat yang hadir disengat panasnya mentari. Pelantikan hanya berlangsung selama 30 menit.
Kala itu Krisdianto mengatakan pelantikan di tengah kampung ini menjadi cambuk baginya untuk dekat dan terjun ke kantong-kantong permasalahan warga di Jakarta Timur.
"Masalah tempat pelantikan itu sesuatu yang harus menjadi motivasi buat kita semua karena ini belum pernah terjadi sebelumnya di Indonesia, bahkan di dunia. Pelantikan seorang Wali Kota di atas tumpukan sampah," ujar Krisdianto ramah.
Setahun lebih setelah dilantik, kantor Krisdianto disidak Jokowi. Namun Jokowi tampak sangat kesal karena servis yang buruk di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di kantor Wali Kota Jaktim itu. Jokowi bahkan sampai membanting berkas dan pergi tanpa salam karena tidak puas dengan pelayanan di sana.
Kala itu, Jumat (18/10/2013) di lantai 3 kantor Wali Kota tepatnya di ruang Sudin UMKM, Jokowi tak menemukan orang yang bisa membantunya untuk mengurus pendaftaran perusahaan. Jokowi malah menemukan ruangan sepi, komputer yang terpassword, dan komputer yang bekas digunakan bermain game. Petugas yang biasa melayani juga sebagian tidak ada di tempat.
Wali Kota Jakarta Timur Krisdianto yang hadir di situ juga tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya terdiam melihat Jokowi membanting berkas yang dibawanya ke atas meja setelah lama menunggu tanpa hasil. Krisdianto cuma bisa melongo menyaksikan Jokowi bergegas turun lalu membanting pintu mobilnya dan berlalu.
Selain Jokowi, ternyata Ahok juga punya pengalaman yang sama. Saat masih menjabat sebagai Plt Gubernur Ahok sempat sidak ke kantor PTSP di kantor Wali Kota Jaktim. Dia sedikit kecewa dengan pelayanan petugas yang tidak bisa mengurus semua layanan PTSP.
"Sudah bisa semua urusan sekarang?" tanya dia. Salah satu petugas menjelaskan pihaknya baru bisa melayani sekitar 18 item urusan. Namun Ahok tampak tak puas. Dia ingin tiap satu orang mampu meladeni apapun masalah warga yang datang ke kantor tersebut.
"Anda mau jadi Sekda, mau jadi kepala BPKD, mau jadi Kepala Dinas, Anda harus kuasai semua. Itu baru namanya PNS," ucap Ahok kala itu.
(slm/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini