Berdasarkan keterangan dari Dispenau, 6 pesawat TNI dibantu 1 pesawat P-3C Orion milik Korea Selatan terbang di hari ke-6 operasi SAR udara untuk mempercepat mendapatkan serpihan dan korban Pesawat AirAsia di Selat Karimata, Jumat (2/2/2015). Tak hanya itu, pesawat-pesawat TNI juga digunakan untuk mengangkut jenazah korban dari Lanud Iskandar Pangkalan Bun menuju Bandara Juanda, Surabaya.
"TNI AU kembali mengerahkan 6 pesawat yaitu Boeing 737 intai, C-130 Hercules, 2 CN-295, dan 2 helikopter Puma/Superpuma dibantu pesawat P-3C Orion dari Korea Selatan," ujar Kadispenau Marsma Hadi Tjahjanto dalam keterangan tertulisnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Termasuk 3 personel BPPT, 2 personel Basarnas, 13 wartawan, 15 personel PMI dan 2 dari Dispenau dan 1500 kg logistik SA3. Pesawat tiba di area pencarian Sektor II pada pukul 08.23 WIB dan langsung melakukan penyisiran di atas perairan Karimata," kata Hadi.
Selanjutnya pada pukul 08.14 WIB, helikopter Super Puma H-3214 TNI AU tinggal landas dari Pangkalan Bun menuju sasaran SAR pada ketinggian 300 meter dari permukaan laut. "Dengan kemampuan jelajah sekitar 3 jam diharapkan dapat membantu pencarian dan jika memungkinkan mengevakuasi serpihan atau korban yang ditemukan," imbuh Hadi.
Sementara itu Pesawat Orion Korsel lepas landas dari Halim pada pukul 08.50 WIB dibawah pimpinan Mission Commander Colonel Yoon Kiheui dengan Kapten Pilot Mayor Lee Jung Bong Dan Kapten Song Yong Hoon. Tim Korsel ini juga melibatkan personel perwira penerbang CN-295 yaitu Mayor Pnb Trinanda Hasan dari Skadron Udara 2 Halim yang bertindak sebagai observer dan penerjemah.
"Setelah tinggal landas dari Halim pesawat langsung menuju sasaran di area III meliputi titik hilangnya Airbus 320 dan area sebelah selatannya. Pesawat intai maritim anti Kapal Selam AU Korsel ini akan membantu melokalisir badan utama pesawat Airbus yang hilang," tutup Hadi.
(ear/aan)