Humas Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK), Kusbani, mengatakan hampir sepekan setelah terjadinya kebakaran Pasar Klewer, sejumlah pedagang sudah memulai usaha lagi dengan membuat lapak darurat menggunakan mobil. Rata-rata mereka menggunakan lokasi di halaman atau pelataran Masjid Agung Surakarta yang terletak bersebelahan dengan Pasar Klewer.
Namun yang membuat kios mobil hanya dalam jumlah relatif sedikit, karena lokasinya masih digunakan untuk kios-kios dalam rangka perayaan Sekaten. Selanjutnya nanti, setelah Sekaten selesai, dimungkinkan kios mobil akan semakin marak di lokasi tersebut karena diperkirakan lokasi tersebut mampu memuat 500 hingga 600 mobil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, dalam kunjungan ke Klewer pada hari Rabu kemarin, Presiden Joko Widodo juga memerintahkan agar dalam dua pekan setelah kejadian kebakaran Pemkot sudah harus menentukan lokasi pasar darurat. Pemkot Surakarta juga telah menyatakan akan membangun pasar darurat tersebut di areal Benteng Vastenburg. Pasar darurat akan dibangung selama dua bulan dengan biaya Rp 28 miliar.
Sementara itu salah satu pemilik kios Pasar Klewer, Hussein Syifa', berharap semua pihak mengedepankan sisi kemanusiaan. Dia mendesak tidak ada yang memanfaatkan musibah Klewer sebagai komoditas politik baru dengan memanfaatkan penderitaan pedagang dan terganggunya roda ekonomi Kota Solo. Apalagi saat ini Solo mendekati pelaksanaan Pilkada.
"Kami terpukul, kehilangan penyangga ekonomi keluarga. Kota Solo juga ikut terganggu roda perekonomiannya. Saya harap berbagai polemik yang bersifat politik untuk dihilangkan. Demikian juga spekulasi yang berkembang tentang kemungkinan sabotase atau adanya unsur kesengajaan di musibah Klewer. Penyelidikan tentang penyebab kebakaran bukan domain kami. Kepentingan kami adalah segera difasilitasi untuk kembali membuka usaha," ujar Hussein.
Mengenai penyebab kebakaran, Kapolda Jateng Irjen (Pol) Noer Ali memaparkan hasil penyelidikan tim Labfor yang diterjunkan untuk melakukan olah TKP di Pasar Klewer menyimpulkan bahwa titik api pertama berasal dari korsleting atau hubungan pendek arus listrik di lantai satu blok D. Tim menemukan sisa-sisa jelaga yang lebih gelap dibanding sisa api di lokasi lain.
Panel listrik tersebut diketahui telah dalam kondisi keropos dan kemasukan air hingga mengenai perangkat miniatur circuit breaker (MCB) yang terletak di dalam panel. Air itulah yang memicu terjadi korsleting yang kemudian menimbulkan titik hingga kemudian membesar dan menghanguskan pasar sentra batik terbesar di tanah air tersebut.
(mbr/try)