Cerita Navigator Hercules di Balik Penemuan Jenazah Korban QZ8501

AirAsia Ditemukan

Cerita Navigator Hercules di Balik Penemuan Jenazah Korban QZ8501

- detikNews
Jumat, 02 Jan 2015 11:36 WIB
Jakarta - TNI AU menerjunkan sejumlah pesawatnya dalam misi pencarian Pesawat AirAsia, termasuk Hercules C-130. Kerjasama kru pesawat membuahkan hasil pantauan udara yang kemudian ditindaklanjuti melalui jalur laut. Pun akhirnya 10 jenazah telah berhasil dievakuasi bersama sejumlah barang dan serpihan pesawat AirAsia QZ8501.

TNI AU bertugas dalam melakukan pencarian lewat udara. Kerjasama tim bagi kru pesawat sangat diperlukan dalam keberhasilan misi mereka. Dikomandani Kapten Pilot, salah satu yang ikut berperan dalam operasi ini adalah seorang Navigator pesawat yang bertugas sebagai mission planner.

"Tugas Navigator adalah mission planer, yang dikomandani Kapten Pilot. Setiap rencana kita laporkan. Setelah dapat koordinat kita mengolah dan merencanakan profil penerbangan, mau ke mana dan harus bagaimana dan keep area mana," ujar Navigator Hercules TNI AU yang ikut dalam misi SAR AirAsia, Kapten Nav Feisal Rachman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut diungkap Feisal saat berbincang dengan detikcom di Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (2/2/2015). Feisal sendiri tengah bertugas saat TNI AU pertama kali mendapatkan penemuan jenazah korban Pesawat AirAsia di Selat Karimata melalui pencarian jalur udara.

Dalam pencarian hari ketiga, Selasa (30/12/2014), Pesawat Hercules A-1319 dengan Kapten Pilot Mayor Pnb Akal Juang berhasil menemukan sejumlah jenazah yang terapung di laut. Feisal lah yang menjadi Navigator dalam Hercules itu.

Penemuan jenazah tersebut berawal dari Pangkoops 1 TNI AU Marsda A. Dwi Putranto pada kesempatan yang sama itu juga melakukan pencarian dengan pesawat CN-295. Pencarian itu akhirnya membuahkan hasil, sebuah benda berwarna oranye yang diindikasikan sebagai pelampung Pesawat AirAsia terlihat di Selat Karimata, sebelah selatan Perairan Pangkalan Bun.

"Pertama yang ngelihat Pangkoops 1, akhirnya CN melaksanakan searching area lalu Pilot CN, Kapten Pnb Reza Pahlevi memberikan koordinat (ke Hercules A-1319) dan Pangkoops memberikan perintah untuk melanjutkan pencarian di area tersebut. CN leaving area untuk mengolah data yang di ambil, baru kita masuk," kata Feisal yang merupakan Navigator angkatan 10 itu.

Setelah memasuki area yang dimaksud, Feisal pun membuat pattern holding area sehingga Hercules A-1319 menemukan titik yang dimaksud. Awal yang ditemukan oleh tim Hercules ini adalah sebuah benda berwarna oranye.

Pantauan di kokpit pesawat saat itu, Feisal terlihat sangat detil dalam mencari posisi koordinat. Berulang kali ia mengecek GPS dan peta saat melihat obyek-obyek mencurigakan yang ada di laut. Selain itu, hal tersebut berguna agar pesawat tidak keluar dari area yang ditentukan.

"Lanjut Lettu Erwin (Co Pilot) menemukan sesosok benda yang diperkirakan mayat. Lalu ketemu lagi serpihan lainnya. Saya tugasnya tracking area supaya tidak lost," tutur pria kelahiran Samarinda 4 Januari 1984 itu.

"Kita kan perintahnya untuk mencari, dan harus ketemu. Waktu itu melaksanakan pattern di area selama 30 menit. Setelah mendapat gambar atau bukti, lalu Kapten Pilot memutuskan landing untuk melapor ke Pangkoopsau 1," sambung Feisal.

Setelah melapor dan melakukan koordinasi di Lanud Iskandar Pangkalan Bun dengan Pangkoops 1, Pesawat Hercules A-1319 kemudian melanjutkan pencarian di area penemuan. Lagi-lagi tim mendapatkan hasil. Selain barang korban dan serpihan pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura, pencarian udara Hercules menemukan beberapa sosok jenazah. Ada sekitar 6-8 yang terlihat di area yang sama, bahkan 3-4 dalam posisi berpegangan tangan.

Bersama para kru Hercules lainnya, Feisal yang merupakan Perwira lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 2006 ini pun bahu membahu dalam menjalankan tugas. Tak kenal lelah, akhirnya usaha yang mereka kerjakan tidak terbuang sia-sia.

"Begitu Letnan Erwin mendapat foto jenazah, artinya pekerjaan tidak sia-sia. Ada kelegaan, kalau perasaan tentu sedih karena yang ditemukan gambar sesosok jenazah, bukan korban yang selamat," ungkap bapak beranak 1 ini.

Sejak awal karirnya, Feisal sudah bertugas di Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma yang saat ini dipimpin oleh Letkol Pnb Purwanto. Tak hanya kali ini saja ia melakukan penyisiran. Beberapa misi SAR telah Feisal jalani seperti gempa Mentawai, bantuan saat bencana topan Haiyan di Filipina, banjir bandang di Ambon dan lain-lain.

Ada 3 pesawat Hercules Skadron udara 31 yang diperbantukan dalam misi AirAsia ini, yakni A-1319, A-1320, dan A-1323. Setelah bertugas dalam pencarian pesawat dan korban, kini tugas Hercules bertambah dengan melakukan pengantaran jenazah korban Pesawat AirAsia dari Pangkalan Bun ke Bandara Juanda, Surabaya.

"Hercules itu pesawat transport militer yang mampu terbang tactikal, mampu bermanuver dengan beban berat dan terbang rendah secara contour flight," tutup Feisal.

(ear/fjr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads