Proses pencarian dan evakuasi pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 sejak Minggu (28/12/2014) hingga hari ini berhasil menemukan sembilan jenazah dari total 162 penumpang dan kru. Proses pencarian di tengah buruknya cuaca akan terus berlanjut sebagaimana perintah langsung Presiden Joko Widodo.
"Memang standar Basarnas tujuh hari (batas pencarian korban), tapi kelihatannya kita akan standby. Perintah Presiden tak ada batas waktu," kata Deputi Bidang Potensi Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya Sunarbowo Sandy.
Hal itu disampaikan untuk menjawab pertanyaan wartawan soal batas waktu evakuasi AirAsia di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Kamis (1/1/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cuaca di daerah pencarian, angin sangat besar, awan menghitam, ombak tinggi. Tapi, unsur laut terus bergerak mengadakan pencarian sesuai dengan sektor masing-masing. Unsur udara sudah kembali," ujar koordinator SAR Pangkalan Bun.
Tim tak hanya menghadapi kesulitan dalam mencari dan mengevakuasi korban, tapi juga memastikan posisi pesawat di dasar laut. Hingga kini masih berupa indikasi dan belum bisa dipastikan koordinat posisi pesawat rute Surabaya-Jakarta itu.
"Kita sudah gunakan sonar, sekarang bergerak bersamaan. Menurut informasi, satuan gugus laut KRI banda Aceh, RSS Persistance (Singapura), kemudian satu lagi USS Hampton (USA). Mereka berdekatan," paparnya.
"Kita berharap akan dipercepat satu dua hari ini (pencarian posisi pesawat), dengan alat tadi pagi dan yang berdatangan," imbuhnya
Sebagaimana diketahui, sudah ada delapan jenazah yang berhasil dievakuasi dan dikirimkan ke Surabaya hingga malam ini. Ada satu jenazah lain di KRI Yos Sudarso yang belum bisa dibawa ke darat karena faktor cuaca.
(iqb/fdn)











































