Pukul 07.00 WIB di hari Minggu (28/12) dia mendengar dentuman keras saat melaut di sekitar Pulau Senggaro. Kabut pun menyelimuti dan sesaat kemudian Rahmat tak menyadari dari mana asal dentuman itu.
"Saya tidak tahu sama sekali kalau itu pesawat. Makanya saya tidak langsung lapor ke mana-mana dan terus melaut," tutur Rahmat jelang malam di pelabuhan itu, Rabu (31/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kaget bukan kepalang dirinya mendengar berita kalau ada pesawat hilang kontak.Teringat dia akan peristiwa dentuman dan langsung melapor Lurah.
Laporannya itu berlanjut ke Basarnas di Lanud Iskandar Pangkalan Bun. Dia kemudian memberitahukan arahan di mana dentuman berasal.
"Kalau saja waktu saya mendengar dentuman itu ada yang percaya sama saya, mungkin saya langsung lapor. Tapi teman-teman waktu itu mengaku tidak dengar apa-apa jadi saya tidak lapor," ungkap Rahmat.
Demi mempertanggungjawabkan kesaksian itu, hingga kini Rahmat rela tak melaut. Padahal penghasilan dari melaut tak menentu, hanya seratus hingga dua ratus ribu rupiah dalam beberapa hari melaut. "Kita bantu selesaikan ini dulu," ucap dia yang duduk di dermaga.
"Saya masih berharap ada yang selamat. Walau pun kemungkinan kecil, tapi harapan pasti ada," ucap Rahmat sambil menatap lautan.
(bpn/mad)