Data Kecelakaan Pesawat 10 Tahun Terakhir, Benarkah 2014 yang Terburuk?

Jakarta -

Tahun 2014 ini diwarnai oleh sejumlah kecelakaan pesawat. Mulai dari Malaysia Airlines MH370 dan MH17 hingga AirAsia QZ8501. Kecelakaan yang terakhir seakan menutup cerita pilu penerbangan tahun ini.

Berdasarkan catatan yang dihimpun detikcom, Selasa (30/12/2014) sebelum pesawat AirAsia yang membawa 162 orang ini hilang kontak, ada pula pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang di Laut Cina Selatan membawa serta 239 orang pada Maret 2014.

Selanjutnya pada Juli 2014, ada kejadian nahas Malaysia Airlines MH17 berpenumpang 298 orang. Pesawat itu diterjang roket di Ukraina Timur. Di bulan yang sama, pesawat Aljazair dari maskapai Air Algerie mengalami kecelakaan di Mali. Pesawat yang berangkat dari Burkina Faso ini memakan korban 116 jiwa.

Namun demikian, data dari Aviation Safety Network menyatakan kecelakaan pesawat sepanjang 2014 ini adalah sebanyak 526 angka kematian, masih di bawah rata-rata korban kecelakaan pesawat 10 tahun terakhir, yakni 676 angka kematian.

Data ini tidak mengikutsertakan peristiwa AirAsia pada Minggu pagi kemarin, yang ujung kisahnya belum diketahui hingga kini. Juga tidak mengikutsertakan Malaysia Air yang dirudal di Ukraina Timur, mereka menggolongkan peristiwa itu sebagai peristiwa pembajakan. Aviation Safety Network adalah organisasi yang berafiliasi dengan organisasi non profit Flight Safety Foundation.

Pada 2005, angka kematian dalam kecelakaan penerbangan mencapai 1.074. Bahkan pada dekade 1970-an dan 1980-an, angka itu bisa lebih tinggi meskipun orang yang naik pesawat jauh lebih sedikit.

Juga, The International Air Transport Association menyatakan tingkat kecelakaan tahun ini hingga September masih di bawah angka kecelakaan rata-rata selama lima tahun, dengan 2,1 kecelakaan per satu juta penerbangan.

Berikut adalah peringkat angka kematian kecelakaan pesawat selama 10 tahun terakhir sebagaimana dilansir The Wall Street Journal:

1. Malaysia Airlines, Ukraina, 2014: 298 jiwa
2. Malaysia Airlines, Samudera Hindia, 2014: 239 jiwa
3. Air France, Samudera Atlantik, 2009: 228 jiwa
4. TAM Airlines, Brazil, 2007: 187 jiwa
5. Pulkovo Airlines, Ukraina, 2006: 170 jiwa
6. Caspian Airlines, Iran, 2009: 168 jiwa
7. West Carribean Airways, Venezuela, 2005: 160 jiwa
8. Air India Express, India, 2010: 158 jiwa
9. Gol Airlines, Brazil, 2006: 154 jiwa
10. Spanair, Spanyol, 2008: 154
Keterangan: Tidak termasuk kematian di darat
Sumber: Aviation Savety Network

(dnu/mad)