Badan SAR Nasional berjanji akan bekerja keras untuk mencari pesawat AirAsia QZ 8501 yang diduga hilang kontak di sekitar perairan Belitung. Termasuk jika terjadi kemungkinan terburuk bahwa pesawat tersebut jatuh hingga ke dasar laut.
Meskipun jika benar pesawat tersebut tercebur ke laut, maka proses pencarian akan menemui banyak kendala seperti saat pencarian pesawat Adam Air tahun 2007 lalu.
"Pengalaman di air tidak mudah. Dari pengalaman sebelumnya Adam Air ketemu setelah 8 bulan. Kami bekerja sekeras mungkin untuk (pencarian) itu," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Senin (29/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat Boeing 737-400 Adam Air hilang kontak pada penerbangan dari Bandara Juanda Surabaya menuju Manado pada 1 Januari 2007 lalu. Saat itu pesawat bertolak dari Bandara Juanda pukul 12.59 WIB. Pesawat akan transit terlebih dahulu di Makassar.
Semestinya pesawat dengan nomor penerbangan DHI 574 itu mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar pada pukul 14.25 WIB atau 16.25 WIT. Dua puluh menit sebelum jadwal landing di Makassar, pilot Adam Air menghubungi ATC Bandara Hasanuddin, Makassar, dan mengabarkan bahwa pesawat terkena crosswind.
Satu menit kemudian, pesawat Adam Air hilang dari pantauan radar sekitar 157,4 kilometer arah barat laut Makassar di ketinggian 10,668 meter. Sampai batas akhir bahan bakar pesawat Adam Air pukul 17.00, keberadaan pesawat belum juga diketahui.
Delapan hari kemudian yakni 9 Januari 2007 petunjuk keberadaan pesawat Adam Air baru menemui titik terang. Seorang nelayan di pesisir Desa Bojo, Kabupaten Barru, menemukan serpihan sayap pesawat dan pelampung.
Berbekal penemuan tersebut, pencarian pesawat kemudian difokuskan di perairan Mamuju, Sulawesi Barat. Pencarian mengandalkan KRI Fatahillah dan USNS Mary Sears, kapal riset milik AS yang kebetulan sedang berada di dekat Indonesia.
Delapan bulan kemudian tepatnya 28 Agustus 2007, kotak hitam Adam Air di kedalaman 2000 meter di perairan Majene, Sulawesi Barat.
Dari rekaman kotak hitam itulah KNKT menyimpulkan bahwa kecelakaan Adam Air pada 1 Januari 2007 yang menewaskan 102 penumpang itu disebabkan oleh cuaca buruk yang akhirnya merusak peralatan navigasi.
Pada pukul 13.29 WIB menara pengawas mendapati Adam Air berbelok di luar rute yang semestinya. Menara Pengawas di Ujung Pandang (Makassar) pun meminta agar Adam Air kembali arah semula.
Sayang saat itu alat navigasi Adam Air dalam kondisi rusak. Pukul 13.56 pesawat mulai menukik dan pilot berusaha memperbaiki posisi pesawat.
Pukul 14.09 WIB, pesawat tak bisa dikontak lagi. Kotak hitam tercatat berhenti merekam pada ketinggian 2.743 meter, atau 20 detik sebelum terdengar suara pukulan keras dua kali. Pesawat menghujam ke laut dengan kecepatan 1.105 kilometer per jam.
Minggu 28 Desember 2014, delapan tahun setelah pesawat Adam Air hilang, pesawat AirAsia dengan rute Surabaya-Singapura hilang kontak di sekitar perairan Belitung. Saat ini pencarian pesawat yang mengangkut 155 penumpang dan 7 kru itu terus dilanjutkan.
(erd/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini