Kapal sedang itu berukuran 600 gross ton yang mampu menyangkut hanya sekitar 300 penumpang dan 22 kendaraan truk sedang, mobil pribadi dan motor. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meminta agar tahun depan kapal-kapal feri yang beroperasi berukuran lebih besar yakni 1000 gross ton.
"Kira-kira kalau dinaikin jadi 1000 gross ton, 1 atau 2 tahun, kamu bisa nggak?" kata Jonan kepada Dirut ASDP Danang Baskoro di atas KMP Mutis, Sabtu (27/12/2014) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain soal perusahaan kapal, yang dikeluhkan Danang adalah infrastruktur dermaga Gilimanuk terlampau kecil untuk kapal dengan ukuran yang cukup besar. Jonan pun menyanggupi perbaikan infrastruktur dermaga agar kapal-kapal tersebut bisa berlabuh.
"Saya sudah ngomong kalau feri yang boleh nyeberang. Ketapang-Gilimanuk 1000 gross ton. Yang saya naiki itu 600-an gross. Kalau 1000 antreannya enggak banyak. Dermaga nanti diperbaiki," ucap Jonan.
Perbaikan infrastruktur ini dilakukan oleh Kemenhub melalui Penyertaan Modal Nasional (PMN) pada PT ASDP. Tahun ini PT ASDP mendapat PMN sebesar Rp 1 triliun namun difokuskan pada pelabuhan penyeberangan Merak-Bakaheuni.
Ia mengatakan dengan kapal yang berukuran besar, jumlah muatan penumpang akan lebih besar dan secara otomatis akan mengurangi antrean penumpang. Dengan kapal berukuran 600 gross ton, untuk menyeberang ke Banyuwangi dibutuhkan waktu 1 jam. Ada rentang waktu 30 menit untuk setiap keberangkatan kapal dari dan ke Banyuwangi.
Peningkatan ukuran kapal ini juga sudah dilakukan di pelabuhan penyeberangan Merak-Bakaheuni. Ia memberi target dalam 4 tahun kapal-kapal berukuran 4 ribu gross ton. Namun, seluruh pengerjaan itu tak bisa dilakukan secara triliun.
"Cuma nggak bisa cepat. Kalau libur panjang, semuanya sama. Kalau pesawat enak bisa sewa dari luar negeri. Tapi kalau feri, atau kereta api, mana bisa sewa," ucap Jonan dengan wajah serius.
(bil/rmd)