"Optimis karena kami menyadari kalau tidak dicari penyelesaian segera ada agenda politik ke depan yang mengharuskan Golkar ikut karena itu kedua pihak harus berdamai demi kepentingan kemenangan partai yang bermuara pada 2019. Karena itu, mengangkat persoalan yang tidak urgent karena yang penting bagaimana kita mampu mengembalikan soliditas partai agar bisa ikut agenda ke depan," ujar Akbar saat ditemui wartawan usai Peringatan Haul 5 Tahun Gus Dur di Komplek Al-Munawaroh, Jl Warung Silah 10, Ciganjur, Jakarta Selatan, Minggu (28/12/2014) dini hari.
Lanjut Akbar, kedua belah harus mengesampingkan kepentingan dan ego masing-masing demi terwujudnya perdamaian. Sebab jika masih ada yang bersikeras dengan kemauannya sendiri maka hancur sudah masa depan partai beringin tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Ketua DPR ini optimis rekonsiliasi atau islah bisa terwujud dalam waktu dekat. Meskipun, dia tidak menyebut pasti apakah bisa langsung terwujud usai pertemuan kedua pada 8 Januari mendatang.
"Optimis kalau kita bisa kedepankan semangat itu. Saya optimis bisa diselesaikan dalam waktu dekat," tutup Akbar.
Sebelumnya, Ketum Partai Golkar hasil munas di Ancol Agung Laksono juga mengatakan pihaknya optimis perundingan terkait perselisihan dua kepengurusan bisa terselesaikan. Namun pihaknya mengira butuh waktu 6 kali pertemuan untuk bisa mencapai kesepakatan damai tersebut.
"Jangan diburu-buru, yang penting ujungnya selesai. Nanti tanggal 8 Januari 2015 ada pertemuan kedua, tapi belum tentu beres. Bisa 6 kali perundingan," ujar Agung kepada detikcom usai menggelar syukuran bersama sejumlah pengurus partai hasil Munas Ancol di Menteng, Jakpus, Sabtu (27/12/2014).
(aws/rmd)