Sebagai panglima perang, Gatot Nurmantyo diberikan dasi perang, ikat kepala dan ekor burung Merak oleh kepala suku besar Dani Lembah Baliem, Naniki Kurisi di hadapan 300-an warga setempat.
"Kami angkat bapak Gatot Nurmantyo menjadi Panglima Perang kami, jika terjadi perang antar masyarakat di pengunungan Papua, ketika bapak datang maka perang akan selesai," kata Naniki Kurisi Kepala Suku Besar masyarakat Jayawijaya saat menyerahkan ikat kepala panglima perang yang disambut tepuk tangan warga, Kamis (25/12:2024) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendapat gelar panglima perang masyarakat Jayawijaya, KSAD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengakui bahwa jabatan ini berat dan penuh tanggungjawab, mengingat perang suku sudah kebiasaan masyarakat di pengunungan Papua.
Maka sejak dirinya diangkat Panglima Perang dia meminta masyarakat agar tidak lagi perang kepada sesama, tetapi akan perang terhadap kemiskinan.
"Mulai sekarang saya minta semua masyarakat harus mengikat panah dan tombak. Kita ganti dengan cangkul," ujarnya kepada wartawan.
Sebagai panglima perang, kata Jenderal Gatot Nurmantiyo, mulai sekarang perang tidak boleh ada lagi, tetapi masyarakat akan diajak untuk bekerja guna mensejahterakan keluarga. "Perang suku itu kan terjadi karena kemiskinan. Jadi kita sekarang perangi kemiskinan, agar masyarakat sejahtera dan damai," tambahnya.
(mpr/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini