Masih Utuh, Ini Kubah Masjid yang Dulu Dinaiki Warga Bak Perahu Nabi Nuh

10 Tahun Tsunami Aceh

Masih Utuh, Ini Kubah Masjid yang Dulu Dinaiki Warga Bak Perahu Nabi Nuh

- detikNews
Rabu, 24 Des 2014 10:57 WIB
(Foto: Agus Setyadi/detikcom)
Banda Aceh - Bangunan kubah itu berdiri tegak persis di tengah-tengah sawah. Tak ada bangunan masjid di bawahnya. Warna kubah mulai pudar dan beberapa bagian cat sudah terkelupas. Tak jauh dari kubah, terdapat sebuah balai yang digunakan sebagai musala bagi para pengunjung.

Bangunan kubah itu merupakan saksi bisu dahsyatnya tsunami Aceh. Sebelum musibah terjadi, kubah tersebut terletak di atas masjid tua di Desa Lam Teungoh, Kecamatan Peukan Bada Aceh Besar. Masjid tersebut digunakan warga desa untuk melaksanakan ibadah maupun kegiatan agama lain.

Minggu 26 Desember 2004 pagi, warga Peukan Bada beraktivitas seperti biasa. Tiba-tiba bumi berguncang hebat. Warga panik. Tak lama berselang, masyarakat melihat gelombang raksasa mulai menyapu bibir pantai. Letak Desa Lam Teungoh dengan laut hanya sekitar tiga kilometer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagian warga menyelamatkan diri ke masjid maupun naik ke atas kubah. Saat gelombang kedua datang, kubah masjid Lam Teungoh terlepas dari bangunan induknya. Kubah itu terseret air setinggi 7 meter hingga ke bawah pegunungan. Kala air surut, kubah tersebut kembali terbawa air hingga bertahan di tengah-tengah persawahan warga di Desa Gurah Aceh Besar. Jarak dengan bangunan asal dengan titik akhir sekitar 2,5 kilometer.

"Menurut informasi ada tujuh warga yang selamat dalam kubah masjid ini," kata Sriana, seorang pemandu masjid kubah kepada detikcom, Selasa (23/12/2014).

Bukan hanya kubah, di bawahnya juga terdapat lantai terbuat dari semen yang juga ikut dibawa gelombang. Kubah berwarna hitam dengan sedikit bangunan hingga kini belum pernah direnovasi. Masyarakat Desa Gurah, masih mempertahankan keaslian kubah. Mereka hanya mengecat beberapa bagian agar terlihat lebih indah.

Tujuh warga yang selamat saat tsunami bertahan di dalam bangunan kubah. Mereka hanya bisa pasrah kala melihat kubah diseret gelombang. Tujuh warga yang selamat berasal dari beberapa desa di Kecamatan Peukan Bada. Usai tsunami meluluhlantakkan Aceh, mereka mulai meninggalkan Peukan Bada untuk melanjutkan hidup di desa lain.

"Gelombang tsunami di sini setinggi pohon di belakang masjid (sekitar tujuh meter)," jelasnya.

Saat tsunami menerjang, hanya beberapa bangunan masjid yang tersisa di Kecamatan Peukan Bada. Tak jauh dari bangunan kubah, juga terdapat sebuah masjid yang juga selamat dari amukan tsunami.

Beberapa tahun usai petaka itu terjadi, masyarakat Gurah mulai membersihkan area di sekitar kubah masjid. Mereka membuat pagar dan mendirikan sebuah musala dari kayu. Di sana, juga terdapat sejumlah foto kala tsunami meluluhlantakkan Aceh. Selain itu, foto perbandingan masjid kubah dan masjid aslinya ikut dipajang.

Warga kini menyebut bangunan ini dengan sebutan masjid kubah tsunami. Beberapa pemuda desa menulisnya di sebuah gambar ukuran besar dengan nama kubah masjid Al-tsunami.

"Ini yang benar kubah masjid tsunami tidak pakai kata-kata Al," ungkap Sriana.

Menjelang peringatan 10 tahun tsunami, bangunan kubah masjid tsunami mulai ramai dipadati wisatawan. Mereka rata-rata berasal dari Malaysia dan ada juga berasal dari sejumlah daerah di Indonesia.

"Terjadi peningkatan jumlah wisatawan yang datang," jelas Sriana.

(try/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads