"Jika Agung Laksono dan Ical tetap keras jelas menghambat islah Golkar," kata pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, dalam perbincangan dengan wartawan, Selasa (23/12/2014).
Mungkin saja Ical dan Agung sudah merasa nyaman dengan posisi Ketua Umum Golkar saat ini. Padahal partainya berantakan dan terbelah dua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ical dan Agung memang menunjukkan sikap keras. Ical menolak bicara soal munas rekonsiliasi dan lebih suka mempersiapkan penyelesaian dualisme munas Golkar di pengadilan.
"Saya kira masih terlalu jauh munas gabungan. Tentu kita mengharapkan dulu apa yang diputuskan Mahkamah Partai dan pengadilan, kita jalankan dulu," ujar Ical di Bakrie Tower kawasan Epicentrum, Jl HR Rasuna Said, Jaksel, Selasa (16/12/2014).
Demikian juga Agung Laksono. Agung merasa dirinya sudah ketua umum dan menolak berdiskusi dengan tim perunding Ical. Pada akhirnya Agung dan Ical mengirim 10 juru runding untuk menggagas rekonsiliasi. Mungkinkan munas rekonsiliasi adalah jawaban penyelesaian kisruh Golkar?
(van/try)