Kapolri: Aksi Kekerasan Hingga Konflik Sosial Masih Mewarnai Lembaran Tahun 2014

Kapolri: Aksi Kekerasan Hingga Konflik Sosial Masih Mewarnai Lembaran Tahun 2014

- detikNews
Selasa, 23 Des 2014 11:49 WIB
Jakarta - Kapolri Jenderal Sutarman mengatakan berbagai aksi anarkis, sabotase, konflik sosial dan terorisme masih mewarnai lembaran kamtibnas selama kurun tahun 2014. Meski Polri mampu menanganinya, menurut Sutarman, dia memerintahkan kepada anggotanya untuk tetap memperhatikan potensi gangguan kamtibnas tersebut.

"Berbagai aksi anarkis, sabotase, konflik sosial dan terorisme,โ€Ž Meskipun kita mampu tangani dengan baik, namun di beberapa daerah masih terjadi dan mewarnai lembaran kamtibnas pada kurun tahun 2014," kata Sutarman di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (23/12/2014).

"Saya perintahkan untuk tetap menjadi perhatian kita semua dalam rangka menetralisir konflik dan berbagai gangguan sosial lainnya. Tingkatkan deteksi dini dan deteksi aksi melalui fungsi intelijen, agar kerawanan yang mungkin terjadi dapat dicegah sehingga kamtibnas akan tetap terjaga," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan karakteristik kerawanan daerah dalam intensitas kegiatan masyarakat, lanjut Sutarman, maka pelaksanaan Operasi Lilin tahun 2014, menetapkan 12 Polda pada prioritas satu, serta 19 polda pada prioritas 2.

Dengan begitu, Sutarman berharap pelaksanaan operasi dapat berjalan lebih efektif serta memacu pada target yang telah ditetapkan. Yaitu pertama, terwujudnya aman dan nyamanโ€Ž bagi masyarakat dalam melaksanakan perayaan Natal dan tahun baru 2015, baik pada saat beribadah, bersilaturahmi, wisata maupun berbagai aktifitas lainnya.

Target yang kedua, terwujudnya keamanan, keselamatan dan ketertiban lalu lintas bagi masyarakat yang akan bepergian, baik menggunakan sarana transportasi darat, laut maupun udara.

"Ketiga, terjadinya kelancaran dan keamanan distribusi bahan bakar minyak dan kebutuhan pokok lainnya, sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran terhadap harga dan ketersediaan bahan pokok tersebut," ujarnya.

Keempat, lanjutnya, terciptanya kordinasi dan sinergi yang baik dengan seluruh stakeholder terkait, dan seluruh komponen masyarakat dalam menghadapi situasi apa pun.

"Kelima, Terwujudnya sistem pendataan terhadap semua kejadian pada saat pelaksaan operasi secara tepat sehingga dapat dijadikan acuan untuk mengetahui capaian yang telah diraih dan permasalahan yang harus segera diselesaikan," tuturnya.

Sebelumnya Sutarman menuturkan, berdasarkan hasil analisa dan evaluasi, gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat yang terjadi seluruh Indonesia pada pelaksanaan Operasi Lilin 2013, mengalami penurunan apabila dibandingkan 2012 sebesar 39,2 persen dari jumlah kejadian 3.150 menjadi 1.915 kasus.

Kejahatan konvensional menonjol seperti curas, curat, curanmor dan aniaya berat juga mengalami penurunan sebesar 35,4 persen dari 789 kasus 2012 menjadi 510 kasus 2013.



(idh/rmd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads