"Setiap hari pesan pendek (SMS) yang saya terima, kebanyakan menyampaikan keluhan soal tidak ada keperdulian CSR memperhatikan masyarakat desa yang wilayahnya berdiri perusahaan tambang, migas, dan sektor kehutanan. Ini hal serius yang harus segera disikapi,” ujar Menteri Marwan dalam rilis yang diterima detikcom, Minggu (21/12/2014).
Keluhan yang diterimanya antara lain adanya warga yang menyampaikan masalah kurangnya pemberdayaan kreatif warga desa. Kemudian, ada pula yang meminta pemerintah melalui Menteri Desa berani bersikap kepada perusahaan yang tidak tepat sasaran memberikan bantuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Marwan menekankan bahwa tanggung jawab perusahaan tidak hanya sekedar sebagai pemegang saham, tetapi juga memberdayakan masyarakat dari masalah lingkungan, pendidikan dan masalah sosial lainnya. Menurut Menteri Marwan, keberadaan CSR harusnya lebih memperhatikan dampak sosial dan lingkungannya untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
"Pemberdayaan masyarakat, harus diperhatikan perusahaan. Tidak serta merta berpikir jangka pendek saja," katanya.
Marwan mengungkapkan bahwa tidak semua perusahaan mengabaikan kondisi sosial masyarakat perdesaan. Banyak juga perusahaan yang membentuk pola manajemen CSR sendiri yang sudah sejalan dengan komitmen bersama dengan masyarakat.
"Beberapa CSR sudah bertemu langsung dengan saya. Mereka menjelaskan program kerja yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat desa yang ada di wilayah produksinya," tandas mantan Ketua DPP PKB ini.
Beberapa bentuk CSR yang dilakukan perusahaan untuk desa antara lain pembentukan desa wisata, pengembangan pangan dan budidaya perikanan, hingga pemberian beasiswa kepada warga desa berprestasi.
(imk/ahy)