LSI Denny JA: Publik Ingin Golkar Islah, Bukan Duel di Pengadilan

LSI Denny JA: Publik Ingin Golkar Islah, Bukan Duel di Pengadilan

- detikNews
Jumat, 19 Des 2014 15:52 WIB
Jakarta - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis survei pandangan publik soal kisruh Golkar. Hasilnya, menurut hasil survei lembaga yang pernah menjadi konsultan politik Golkar Aburizal Bakrie ini, publik ingin Golkar islah.
Β 
"Pasca keputusan Menkum HAM soal Munas Golkar, mayoritas publik sebesar 72,94 persen ingin pimpinan Golkar segera islah dan menyelesaikan masalah dualisme melalui Mahkamah Partai," kata peneliti LSI Ardian Sopa di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (19/12/2014).

Ardian menyampaikan hal itu terkait survei 'Gokar Pasca Putusan Menkum HAM'. Menurutnya, hanya 17,65 persen publik yang ingin kedua versi Golkar itu bertarung di pengadilan untuk menentukan keabsahan kepengurusan.

"Harapan islah melalui mahkamah merata di semua segmen masyarakat. Baik mereka yang tinggal di desa atau perkotaan, pria atau wanita, wong cilik atau kelas ekonomi mapan, dan mereka yang terpelajar atau berpendidikan rendah," ucap Ardian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Ardian, ada 4 alasan publik ingin Golkar islah melalui mahkamah partai. Pertama yaitu publik memposisikan Golkar sebagai penyangga politik Indonesia.

"Jika penyangganya retak, maka bangunannya ikut retak. Baik dan buruknya Golkar, stabil atau pecahnya Golkar akan berpengaruh pada politik nasional. Mayoritas publik sependapat bahwa konflik Golkar akan mengganggu stabilitas politik nasional," ujar Ardian.

"Sebesar 63,20 persen publik menyatakan setuju dengan pernyataan konflik Golkar akan berpengaruh pada stabilitas politik. Hanya 28,75 persen publik yang menyatakan tidak berpengaruh," tambahnya.

Alasan kedua yaitu publik menilai jika islah berhasil, maka Golkar akan jadi role model parpol lain ketika menghadapi konflik yang sama. Kemampuan elite Golkar rujuk kembali akan ditempuh parpol lain.

"Ketiga, makin panjang keretakan Golkar dan memilih jalur pengadilan akan menambah besar konflik yang ada. Saat ini konflik Golkar masih pada level elit, belum merambat ke daerah," imbuh Ardian.

Keempat, publik meyakini Golkar mampu menyelesaikan konflik internalnya, mengingat 'Beringin' bukan parpol muda dan belum mapan. Para elitnya pun diyakini terbiasa dengan konflik dan bisa mencapai win win solution untuk semua pihak.

"Pengalaman dan kemampuan menyelesaikan konflik ini diharapkan publik bisa diterapkan dalam konflik kepemimpinan saat ini," ujar Ardian.

Survei ini dilakukan melalui quick poll pada tanggal 16-17 Desember 2014, menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden. Margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen. Survei dilakukan di 33 provinsi di Indonesia dan dilengkapi penelitian kualitatif dengan metode analisis media, FGD dan in depth interview.

(vid/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads