"Soal itu memang masih ada pekerjaan penyelesaian double track. Ada pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan yang sifatnya finishing," kata Edi saat jumpa pers di Stasiun Kereta Api Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (19/12/2014).
"Itu keamanan saya utamakan. Jadi, jangan maunya cepat, tapi ada becak keseret sampai Gambir. Jangan. Karena ada pekerjaan seperti itu, maka keterlambatan terjadi. Harapan saya setelah itu semua selesai," ucap Edi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perjalanan Anda itu (dengan kereta api-red) katakanlah Jakarta-Semarang 6-7 jam, lalu terlambat 1 jam. Berapa persen? 1/6 lah ya. Kira-kira 13-14 persen dari waktu tempuh. Saya kemarin naik pesawat terbang dari Semarang-Jakarta, terbangnya 50 menit, telatnya 1 jam. Berapa persen itu? Sampean nggak pernah komplain," canda Edi.
Karena itu, Edi berharap masyarakat bersabar dengan ketidaknyamanan tersebut. "Tapi kita perbaiki terus nanti," janjinya.
Padatnya kereta dan persinggungan lintasan juga jadi faktor keterlambatan kereta. "Pada saat kereta masuk ke kota besar seperti Jakarta, mereka harus antri. Yang namanya KRL dengan kereta jarak jauh, itu ada track tertentu yang mereka bersatu. Kalau di luar negeri nggak. Yang lokal di jalur sendiri, yang ke luar kota sendiri. Tapi kita sedang menuju ke sana. Insya Allah nanti ada pemisahannya dengan adanya double track. Ini kan sedang dibangun," ucap Edi.
"Double track yang sudah selesai jalur utara. Selatan ini belum. Kalau ditanya kapan, tahun depan mulai digarap yang selatan. Belum seluruhnya. Di jalur selatan masih parsial. Ada yang double track, ada yang single track," sambung Edi.
(bar/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini