Aceh Butuh Peralatan Berat untuk Pembuatan Jalan Darurat
Senin, 24 Jan 2005 21:39 WIB
Aceh - Jalan-jalan darurat di Aceh sedang dibuat karena sejumlah jalan rusak dan terbelah akibat terjangan tsunami. Agar lebih cepat selesai, dibutuhkan lebih banyak lagi alat berat."Dalam sehari, kalau dosernya banyak kita bisa bekerja lebih cepat. Kita juga bekerja mulai pagi-pagi hari sampai malam agar jalur Banda Aceh-Meulaboh sepanjang 235 km segera terbuka," kata kepala peralatan dari BUMN Waskita bernama Sajiyo di Leunpung Aceh Besar, Senin (24/1/2005).Diuraikan dia, pihaknya sudah mengirimkan 40 unit buldoser dan ekskavator, termasuk 150 dump truck untuk membersihkan puing-puing.Sedangkan peralatan yang ada di Leunpung Aceh Besar sekitar 11 doser dan 34 beco yang didatangkan sejak 5 hari yang lalu. Kendaraan itu digunakan untuk membuat jalur jalan yang baru karena jalan utama sudah hilang dan terbelah."Pembukaan jalan baru di lereng gunung sangat cocok, walau lereng itu terbuat dari bebatuan karena lebih gampang dan murah," ujarnya.Menurut Sajiyo, pembuatan jalan darurat dari Lhok Nga menuju arah Leunga masih terus dikerjakan baik oleh TNI AD yang dibantu sejumlah peralatan dari salah satu BUMN Waskita.Tidak hanya dari perusahaannya yang bekerja dengan TNI AD, lanjut dia, tapi juga ada beberapa perusahaan kontraktor lainnya yang bekerja menangani pembuatan jalan di Aceh, termasuk pembersihan kota.Kesulitan membuat jalur jalan? "Kalau itu tidak terlalu sulit karena kita sudah dijamin, terutama dalam pengadaan bahan bakar solar oleh pihak TNI. Kalau kita yang bawa lewat sini, namanya takut masih ada dalam kondisi seperti ini, apalagi di Aceh," katanya.Untuk koordinasi, sambung dia, pihak Waskita memang menerima informasi untuk bekerja sama dari pemerintah pusat termasuk Panglima TNI dan KSAD agar semua BUMN membantu Aceh."Cuaca tidak terlalu menjadi masalah. Namun badan jalan yang saat ini sedang dibuat secara darurat (tanah yang diratakan dengan buldoser) yang melewati sejumlah bukit dan persawahan sudah lebih baik, tinggal perintah dari bos apakah akan ditambah dengan pasir atau sirtu (pasir dan batu) supaya tidak licin," ujar Sajiyo.Hingga kini sudah sekitar 25 km jalan darurat yang dibuat mulai dari jembatan di Krueng Raba, Lhok Nga, Aceh Besar dengan panjang 76 meter. Pengerjaan itu sudah sampai Leunpung Aceh Besar.Jembatan tersebut aslinya terbuat dari beton dan besi, namun sudah rusak berat akibat terjangan tsunami. Kini sedang dibangun jembatan beale yang terbuat dari rangka besi sederhana. Pembuatannya sudah selesai dan sedang dalam tahap pemasangan.
(sss/)